Kebesaran Tuhan melebihi segala kuasa yang berlaku congkak, entah di hadapan-Nya maupun kepada sesama manusia. Kesaksian iman mengenai perbuatan besar Tuhan pada saat menyelamatkan umat Israel dari cengkeraman tangan besi para pemerintah dunia, seperti Mesir dan segala kerajaan Kanaan di masa lampau telah menjadi bukti pengalaman iman mereka mengenai kebesaran Tuhan. Pemazmur juga mengungkapkan mengenai pentingnya mengingat karya Tuhan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai bagian dari kehidupan beriman agar umat Tuhan tidak mudah melupakan maupun mengambil kesimpulan yang sementara tentang peran Tuhan dalam kehidupannya.
Sebagai manusia yang tidak lepas dari beragam persoalan, ditambah kecenderungan merasa benar, telah membuat manusia mudah mencari-cari alasan untuk mempersalahkan orang lain atas satu-dua kondisi buruk yang terjadi. Hal ini bahkan dapat manusia lakukan kepada Tuhan. Manusia dapat mempersalahkan Tuhan ketika ia merasa hidupnya penuh dengan masalah. Padahal, manusia dapat memuji dan mengungkapkan syukurnya kepada Tuhan pada saat merasakan hidup penuh berkat dan kuat.
Sahabat Alkitab, kebesaran Tuhan sepatutnya dirayakan dan disyukuri tidak hanya pada saat kita sedang merasa penuh daya, namun juga di tengah situasi ketika kita merasa begitu lemah. Bersyukur atas pertolongan Tuhan pada saat kita merasa kuat memanglah bukan perkara sulit, namun melakukannya pada saat kita merasa tak punya kuasa pun akan menjadi tantangan iman yang tidak dapat dipandang remeh. Inilah mengapa kita perlu melatih ingatan atas kebesaran Tuhan sebagai gaya hidup beriman sehingga tetap dapat terus terhubung dengan-Nya. Kita perlu menyadari bahwa kecenderungan manusia untuk aman dan menang sendiri dapat menguasai kita hingga berubah terlalu cepat melupakan maupun mempersalahkan Tuhan ketika situasi hidup berjalan dengan cara yang tidak kita inginkan.