Sepanjang hidupnya, manusia mencoba untuk menggapai ‘keabadian’ tentu buka secara harfiah melainkan keabadian itu dicapai lewat kuasa, harta kekayaan, atau hal-hal lain yang dapat menunjukkan peninggalan yang baik bahkan bertahan jauh lebih lama dari manusia yang mencapai itu semua. Maka tidak heran kita begitu terobsesi bahkan mengorbankan hal-hal baik dari hidup hanya demi kuasa, kekayaan, bahkan jabatan. Padahal itu semua tidaklah kekal. Manusia itu fana, yang abadi adalah relasi kita bersama Sang Pencipta.
Dalam nubuat yang disampaikan Allah kepada Yesaya, Ia memulai dengan menegaskan hakikat keberadaan manusia. Manusia digambarkan selayaknya rumput yang menjadi kering dan lenyap jika ditiup angin. Allah mengingatkan akan kerapuhan dan kefanaan manusia. Dahulu orang-orang Yehuda menganggap bahwa kerajaan mereka begitu kokoh dan tidak tergoyahkan. Di titik itulah keangkuhan menguasai. Alhasil banyak orang menjadi lengah akan tugas serta panggilan mereka untuk menegakkan Firman TUHAN di dalam kehidupan. Mereka lupa bahwa hanya TUHAN saja yang abadi. Maka kehidupan manusia haruslah berfokus kepada TUHAN, karena sesungguhnya kita merupakan makhluk yang terbatas dan senantiasa membutuhkan pertolongan TUHAN.
Keyakinan iman di atas juga mengingatkan kita akan posisi kita sebagai manusia di hadapan Allah. Kita adalah umat yang senantiasa memerlukan pertolonganNya. Maka bersukacitalah karena pertolongan Tuhan akan datang bagi setiap orang yang merendahkan diri dihadapan-Nya. Janji pertolongan TUHAN adalah janji yang kekal. Jadi terimalah dan sambutlah pertolongan-Nya. Jangan merasa bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan kemampuan kita sendiri.
Sahabat Alkitab, marilah kita menyadari dan memohon ampun atas segala kesombongan kita. Mungkin kita pernah menempatkan diri sebagai yang mengetahui segala sesuatu dan merasa dapat menyelesaikan apapun itu tanpa bantuan TUHAN. Ingatlah bahwa kita hanyalah ciptaan yang fana, penuh keterbatasan. Jika kita dapat berdiri teguh saat ini bukanlah karena kekuatan kita, melainkan karena janji penyertaan TUHAN senantiasa.