Dalam situasi serta pergumulan yang sulit, setitik jalan keluar yang mulai nampak sungguh amat berarti bagi kita. Apalagi jika kita mengimani sebagai orang beriman bahwa itu semua merupakan pertolongan dari Tuhan semata. Hati mungkin terasa ringan dan kita dapat bernafas dengan lega. Kini yang dapat dilakukan adalah bersiap untuk melakukan bagian kita sebaik-baiknya agar keluar dari permasalahan tersebut.
Teks yang baru saja kita baca pada hari ini berisi ungkapan penghiburan dari TUHAN yang disampaikan oleh nabi Yesaya kepada umat Israel di tanah pembuangan. Pembuangan merupakan istilah yang biasa dipakai untuk penawanan sejumlah penduduk Yehuda ke Babel selama penaklukan Nebukadnezar, raja Babel. Pada waktu itu tentara-tentara Babel merobohkan tembok-tembok Yerusalem dan Bait Suci. Sebagian dari umat yang berasal dari kalangan atas seperti bangsawan, imam, pejabat tinggi, ahli-ahli, dan tuan tanah ditawan ke Babel. Selanjutnya Yehuda menjadi bagian dari provinsi Babel di bawah seorang gubernur yang dipilih oleh Nebukadnezar. Tidak ada lagi raja keturunan Daud yang menduduki tahta Israel. Orang-orang Yehuda yang berada di pembuangan berjuang keras untuk tetap berpegang teguh pada iman kepercayaan mereka di tengah-tengah tekanan kebudayaan dan penyembahan ilah-ilah di Babel. Mereka mengakui bahwa penderitaan yang dialami merupakan akibat dari dosa-dosanya, termasuk kesalahan para raja yang tidak mengandalkan Tuhan. Pada situasi demikian, kehadiran Firman Tuhan melalui nabi Yesaya menjadi secercah cahaya pengharapan bagi umat yang mengalami masa kekelaman.
Firman-Nya membuktikan kasih-Nya, membangkitkan kembali harapan yang sempat pupus dan memberikan penghiburan serta kekuatan. Tuhan dengan sungguh memerintahkan nabi untuk menghibur umat-Nya, karena mereka telah menderita cukup lama akibat dosa yang telah mereka perbuat. Kini sebagai respon syukur atas pengampunan yang diterima, umat diajak untuk proaktif menyambut uluran tangan TUHAN.
Sahabat Alkitab, mungkin diantara kita pernah mengalami pergumulan yang terasa begitu sulit dan menyesakkan. Kita menghadapi situasi yang serba tidak mengenakkan. Langkah kita terhambat dan kesepian melanda. Bahkan Tuhan pun terasa begitu jauh. Namun melalui Firman Tuhan saat ini kita belajar bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Rakyat Yehuda mungkin sempat merasa bahwa Tuhan telah meninggalkan mereka, tetapi sesungguhnya Tuhan selalu hadir. Maka dari itu tetaplah membangun pengharapan kepada Tuhan. Jika secercah harapan mulai tiba, bergeraklah dan sambutlah pertolongan-Nya.