Setiap umat TUHAN, yang dengan kesadaran penuh mengambil keputusan untuk percaya dan mengikut-Nya, pasti akan mengalami sukacita dan kebanggaan tersendiri untuk mengakui identitasnya tersebut. Di sepanjang perjalanan kehidupan, dengan segala dinamika gumul-juang yang ada di dalamnya, kita pun berulangkali mengalami dan merasakan pengharapan yang nyata dari TUHAN. Namun, apakah itu menjadikan jalan hidup sebagai umat TUHAN bebas dari tantangan dan begitu mudah untuk dilalui? Tentu saja tidak! Kita perlu menyadari bahwa jalan hidup sebagai umat TUHAN memerlukan upaya dan keberanian. Mengapa keberanian? Karena menjalani hidup sebagai umat TUHAN tidak jarang akan menempatkan kita sebagai individu-individu yang ‘melawan arus’. Tidak jarang kita harus tampil beda, bukan untuk mencari perhatian, melainkan demi mempertahankan serta menjaga identitas dan jati diri yang berlandaskan nilai-nilai kebenaran firman TUHAN.
Masih di dalam kisah pemanggilan dan pengutusan Yeremia, kita melihat bagaimana TUHAN memberikan penguatan serta peneguhan hati bagi Yeremia untuk menjalani tugasnya tersebut. Pada saat itu, Yeremia secara spesifik diutus untuk menyampaikan pesan kenabian yang menubuatkan tentang kejatuhan bangsa Israel sebagai konsekuensi dari segala dosa yang mereka perbuat di hadapan TUHAN. Tugas itu tentu bukanlah perkara mudah. Pesan yang akan Yeremia ucapkan itu, meskipun dia berbicara berlandaskan otoritas dari TUHAN, tentu akan menghasilkan penolakan yang begitu besar dari bangsa Israel. Hal ini tentu sangat dapat diterima akal manusiawi karena,jika bangsa Israel dapat menolak TUHAN, maka jauh lebih mudah bagi mereka untuk menolak Yeremia. Oleh sebab itu, sangat wajar bagi Yeremia mengalami ketakutan untuk memenuhi tugas kenabian tersebut.
TUHAN menyadari tentang beragam tantangan dan kerumitan yang sangat mungkin dialami oleh Yeremia sehingga Ia tidak berlama-lama untuk memberikan keteguhan bagi hati dan iman Yeremia. TUHAN pun melakukan hal yang sama bagi setiap kita untuk menjalani hidup yang menjawab panggilan dan pengutusan sebagai umat percaya. Apabila pada hari kemarin kita diajak untuk mengevaluasi kesediaan diri untuk menjawab panggilan-pengutusan dari TUHAN, maka sekarang kita diajak untuk merenungkan tentang kesiapan hati dan iman dalam memenuhi seluruh tugas-pengutusan tersebut. Menghidupi panggilan dan pengutusan TUHAN memang membutuhkan keberanian serta niatan yang kokoh untuk melalui berbagai tantangan di dalamnya, namun penyertaan TUHAN akan selalu memapukan kita untuk melakukannya.