Salah satu batasan kemampuan fisik manusia adalah persoalan pengelihatan dalam gelap. Secara desain fungsi mata manusia tidak dipersiapkan untuk melihat dalam gelap gulita, beda halnya dengan beberapa mata hewan nokturnal yang memang mampu beraktivitas secara efektif dalam kondisi yang tanpa cahaya sekalipun. Itulah mengapa, tubuh manusia hanya dapat berfungsi secara efektif pada siang hari, terkhusus dalam kondisi terang. Cobalah anda bayangkan harus menulis, berjalan, bahkan menjahit dalam gelap gulita. Bukankah hal itu sangat berpotensi menimbulkan kesalahan atau justru beresiko besar menimbulkan celaka?
Pada perikop ini kita pun sedang menyaksikan catatan pengalaman bangsa Israel pada momen awal mengalami perjumpaan dengan TUHAN. Hal yang menarik adalah ketika perjumpaan itu tidak dialami secara visual. Secara tegas dituliskan bahwa dari seluruh umat Israel, tidak ada seorang pun yang melihat sosok TUHAN. Satu-satunya kehadiran visual yang disaksikan secara komunal adalah api yang menyelimuti gunung Horeb. Perjumpaan umat Israel dengan TUHAN pun mejadi sebuah pengalaman penuh misteri yang menitikberatkan pada praktik mendengar. Pendengaran akan firman TUHAN itulah yang menjadi pengalaman penuh makna, tidak hanya pada saat terjadinya peristiwa itu tetapi selama-lamanya dalam perjalanan hidup bangsa Israel sebagai umat TUHAN. Musa bahkan berulang kali mengingatkan umat Israel untuk mematuhi segala perintah atau firman yang TUHAN sampaikan dan tidak membiarkannya berlalu begitu saja.
Sahabat Alkitab, pada saat kita menjalani hidup sebagai umat TUHAN sesungguhnya kita selalu membutuhkan pengelihatan yang baik. Pengelihatan yang dimaksud bukanlah dalam artian fisik, melainkan cara pandang iman yang sehat yang hanya kita dapatkan di dalam terang firman TUHAN. Segala firman TUHAN adalah nyala api yang menerangi cara pandang kita dalam menapaki setiap momen kehidupan, bahkan dalam masa-masa gelap dan kelam sekalipun. Oleh sebab itu, jangan pernah meninggalkan nyala api itu jikalau kita ingin menjalani hidup secara efektif sebagai umat-Nya.