Ketika kita menghadapi kesulitan hidup, terkadang kita merasa lelah dan terpuruk. Seringkali godaan untuk mengasingkan diri dan menjauhkan diri dari orang lain atau persekutuan kita terasa begitu kuat. Padahal bisa saja pertolongan Allah atas segala tantangan dan pergumulan kita hadir dalam relasi-relasi dengan sesama orang percaya yang begitu meneguhkan.
Penerima surat Ibrani merupakan komunitas orang-orang Kristen yang berlatar belakang agama Yahudi. Rupanya mereka mendapatkan tindakan persekusi yang cukup kuat untuk meninggalkan iman Kristen dan kembali kepada kepercayaan yang lama. Disinilah penulis surat Ibrani mencoba untuk meneguhkan mereka agar bertahan melampaui penggodaan yang ada. Pada teks ini disampaikan bahwa Yesus dalam pengurbanan-Nya telah membuka jalan bagi umat untuk mendekat kepada Allah. Dahulu, pada masa Perjanjian Lama, hanya imam besar yang bisa masuk ke tempat paling kudus dengan rasa takut dan gemetar. Namun, melalui darah Yesus, kita diberikan akses untuk mendekat dengan sukacita dan syukur ke hadirat Allah. Melalui pengorbanan Yesus, kita dapat datang kepada Allah dengan penuh kepastian dan tanpa keraguan.
Karya Kristus tersebut tidak hanya mengubahkan seorang individu melainkan turut mengubah cara satu orang dengan yang lainnya dalam berelasi. Pembebasan itu menghadirkan persekutuan yang kuat dan saling meneguhkan karena berpusat pada karya penebusan Kristus. Maka dalam pergumulan yang tengah mendera orang percaya, lahirlah ajakan untuk berpegang teguh pada pengharapan dan saling mendukung dalam komunitas iman.
Penulis Ibrani mengingatkan umat Tuhan untuk melihat kembali bagaimana mereka dulu bisa bertahan dalam penderitaan dan perjuangan. Mereka pernah menghadapi penganiayaan dan kesulitan, tetapi mereka tetap teguh karena tahu bahwa apa yang mereka miliki di surga jauh lebih berharga daripada apa yang mereka alami di dunia ini. Allah yang sama yang memberi kita kekuatan di masa lalu, akan terus menyertai kita dan memberi kita kemampuan untuk bertahan dalam iman.
Sahabat Alkitab, marilah kita kembali meneguhkan langkah juang kita dalam persekutuan dan ibadah-ibadah yang kita lakukan. Saat dalam pergumulan justru inilah saatnya untuk semakin mendekat kepada Tuhan melalui ibadah dan tindakan-tindakan pemeliharaan iman lainnya. Penghiburan Allah seringkali dapat juga kita jumpai melalui perjumpaan dengan sesama umat percaya. Kiranya Allah senantiasa menyertai kita untuk lepas dari tantangan serta pergumulan kehidupan yang tengah kita hadapi saat ini.
