Berita nubuatan mesianik yang muncul di dalam Yesaya 42 telah menjadi bagian dari pengharapan umat TUHAN yang sedang hidup di pembuangan. Melalui pesan ini TUHAN tidak sekedar menghibur umat-Nya dengan ajakan imajinatif mengenai situasi keselamatan, melainkan komitmen TUHAN akan keselamatan itu juga mewujud dalam personifikasi sang mesias. Namun, keselamatan yang TUHAN maksudkan dalam nubuatan yang disampaikan oleh para nabi memiliki karakteristik yang sangat unik. Maksudnya, di tengah situasi hidup yang sarat dengan praktik kekerasan melalui peristiwa perang dan penjarahan untuk mengukuhkan kuasa dan kekuatan, TUHAN justru memberikan keselamatan yang sarat dengan kelemahlembutan.
Kehadiran sang mesias bukan bermaksud untuk melawan kehancuran dengan kehancuran yang lainnya, maupun melawan kekerasan dengan kekerasan yang lebih hebat lagi, melain dengan tindakan penuh kasih dan perhatian. Secara khusus, TUHAN menunjukan bahwa keselamatan yang akan dihadirkan tertuju bagi semua pihak, bahkan bagi setiap mereka yang tidak lagi sanggup untuk mempertahankan dirinya. Keselamatan itu tidak perlu dimiliki dengan prinsip ‘yang kuat yang akan bertahan’ karena TUHAN sendirilah yang akan menguatkan mereka yang lemah demi mengalami keselamatan. Dengan kata lain, keselamatan dari TUHAN adalah murni anugerah yang merangkul, menguatkan, dan membangkitkan setiap umat.
Sahabat Alkitab, marilah kita lanjutkan permenungan firman TUHAN ini dengan semakin memaknai hubungan yang kita jalani bersama TUHAN. Setelah beberapa hari ini kita disapa dengan pesan firman yang menunjukkan bahwa TUHAN adalah pihak yang berinisiatif untuk menghadirkan keselamatan dan berperan aktif dengan penuh kasih dalam hidup umat-Nya, sekarang kita pun perlu merespons gerakan kasih tersebut dengan keterbukaan dan ketulusan. Jangan sampai kita justru menyia-nyiakan anugerah terindah hanya karena ketidakmampuan dalam menyadari gerakan kasih TUHAN, apalagi karena kekerasan hati dalam menanggapi kasih tersebut.