Berhala merupakan distraksi iman yang dapat semakin menjauhkan umat dari Tuhan. Sejak dahulu, khususnya dalam narasi hidup bangsa Israel, berhala terus menjadi isu kehidupan beriman yang tidak dapat dianggap remeh. Beberapa kali umat Tuhan lebih tertarik dan memilih untuk mengarahkan hati serta pikirannya kepada berhala-berhala yang mereka dapatkan dari bangsa-bangsa lain. Padahal, mereka tidak menyadari bahwa sosok Tuhan yang telah memilih mereka sebagai umat-Nya adalah satu-satunya Ilah yang sejati. Kesadaran semacam ini penting dalam kehidupan beriman setiap umat Tuhan demi menghindari kehilangan fokus beriman. Itulah mengapa, di dalam sajak-sajak ini pemazmur membandingkan berhala-berhala dari bangsa lain yang tidak ada kuasa untuk disandingkan dengan Tuhan. Ia telah memberikan penegasan sikap imannya bahwa semua berhala itu adalah semu.
Di tengah gaya hidup modern ini, kita pun tidaklah kesulitan untuk menemukan banyaknya distraksi iman yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan. Apabila kita tidak memiliki persiapan dan perbekalan yang memadai, maka kita pun akan sangat mudah terperangkap oleh distraksi iman tersebut. Kita bisa saja masuk pada situasi ‘jatuh cinta sesaat’ kepada ‘berhala-berhala modern’ dan melupakan Tuhan sebagai Sang Cinta Sejati. Itulah mengapa, setiap umat Tuhan perlu memerhatikan dengan sungguh perihal kedalaman iman dan kekuatan ikatan relasinya dengan Tuhan. Kita perlu terus mengenal Tuhan untuk menyadari bahwa hanya Dialah Sang Tuhan yang sejati.
Sahabat Alkitab, saat ini marilah kita berefleksi dengan menilik ke dalam hati dengan kejujuran di hadapan Tuha, yaitu: 1) Apakah anda pernah terpikirkan untuk meninggalkan atau menomorduakan Tuhan untuk hal lain? 2) Apakah hati anda masih tetap terarah kepada Tuhan? 3) Apkah anda masih terus melatih pengenalan kepada Tuhan? Seluruh pertanyaan ini tidak bermaksud untuk menghakimi diri sendiri, apalagi orang lain. Namun, pertanyaan-pertanyaan ini diharapkan dapat menjadi cara untuk mengkritisi iman dan relasi yang kita bangun dengan Tuhan. Kiranya setiap umat Tuhan dalam memiliki keintiman hubungan iman berdasarkan hasratnya untuk tersu memiliki pengenalan terhadap Tuhan yang tiada pernah berhenti.