Pada saat seseorang menyadari bahwa ia mendapatkan pembelaan, besar kemungkinan ia akan ‘besar kepala’ hingga akhirnya melakukan tindakan atau bersikap yang tidak semestinya. Pembelaan yang ia dapatkan dari orang-orang di sekitar, membuatnya berpikir segala sesuatu yang ia lakukan akan didukung oleh mereka. Besar kepala akibat mendapatkan pembelaan maupun dukungan berpotensi meningkatkan kekacauan cara pandang dan perilaku di hadapan orang lain atau dengan kata lain selalu merasa ‘dibenarkan’. Inilah salah satu kondisi yang sangat perlu diwaspadai ketika kita mendapatkan pembelaan dari orang-orang di sekitar. Nilai pengajaran ini pun muncul dalam peringatan yang TUHAN sampaikan kepada orang Israel.
Di tengah pengembaraan yang harus mereka lalui di padang gurun, orang Israel pun akan melewati wilayah bani Esau, sebuah bangsa yang memiliki ikatan persaudaraan dari nenek moyang mereka. TUHAN pun memberikan peringatan yang sangat tegas bahwa mereka tidak boleh melakukan penyerangan dan beragam tindakan kekerasan kepada orang Esau. Bahkan, segala kebutuhan logistik yang mereka perlukan pun harus didapatkan dengan cara yang sah dan adil.
Terdapat beberapa nilai pemaknaan yang dapat kita renungkan terkait peringatan dari TUHAN bagi bangsa Israel berdasarkan narasi Ulangan 2:1-7. Pertama, peringatan dari TUHAN sangat berguna untuk menyadarkan dan meminimalisir kemungkinan bangsa Israel bersikap ‘besar kepala’ kepada bani Esau karena merasa disertai oleh TUHAN. Kedua, janji dan penyertaan dari TUHAN tidak semestinya menimbulkan kecongkakan pada diri orang Israel. Kedua nilai ini pula yang perlu kita ingat dan aplikasikan dalam sikap keseharian sebagai bagian dari kehidupan beriman kepada TUHAN.
Sahabat Alkitab, firman TUHAN yang menyapa kita hari ini telah mengajarkan tentang nilai mawas diri dalam beriman kepada TUHAN, secara khusus menyikapi janji, berkat dan penyertaan yang TUHAN sediakan bagi kita. Jangan sampai, identitas sebagai umat TUHAN justru membuat kita berubah menjadi pongah, mulai di hadapan manusia hingga meningkat di hadapan TUHAN. Penyertaan yang TUHAN berikan bagi umat-Nya memang begitu berdampak dan berharga, namun tidak sewajarnya menimbulkan keangkuhan pada diri kita di hadapan orang lain. Justru, setiap berkat dan kasih dari TUHAN idealnya membentuk kita menjadi umat yang rendah hati sebagai saluran berkat bagi orang lain.