Perikop ini merupakan lanjutan kisah dari keputusan Simei yang lebih memilih menuruti keinginan dan dorongan emosinya yang sementara yang justru membawanya berujung pada penyesalan tiada tara. Meski demikian, inilah bagian dari konsekuensi keputusan yang harus diterima oleh Simei. Hukuman mati yang ia dapatkan ini merupakan hasil dari tindakannya sendiri yang tidak berpikir panjang atas segala dampak dari keputusan-keputusannya dalam bertindak. Kesempatan untuk hidup dalam pengampunan politik dari raja Salomo pun tidak diindahkan oleh Simei. Justru, Simei lebih memilih untuk mengikuti dorongan emosinya yang sementara yang telah mengarahkannya bertindak dalam keteledoran.
Sahabat Alkitab, permenungan firman Tuhan pada hari ini telah mengajarkan kita mengenai pentingnya pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sikap Simei ini pun merupakan hasil dari ketidakmampuannya dalam mengendalikan emosi dan kurangnya kemampuan dalam memikirkan dampak jangka panjang dari keputusan-keputusannya. Di dalam kehidupan beriman, kita pun perlu secara serius mencermati persoalan ini mengingat tidak jarang kita berjumpa pada beragam situasi-kondisi yang mendorong kita untuk bertindak sembrono. Sedikit-banyak kita diperhadapkan pada pilihan untuk memenuhi keinginan sementara dengan dampak jangka panjang yang buruk atau menahan diri demi dampak baik di masa mendatang, entah terhadap keamanan diri sendiri maupun kepada kualitas iman kita sebagai umat Tuhan.
Kisah Simei yang harus berakhir dalam hukum maut merupakan hasil dari buruknya pengendalian diri, minimnya pertimbangan dan sempitnya penilaian mengenai dampak jangka panjang dari sebuah keputusan. Kita pun perlu membekali diri dengan beragam modal yang berlandaskan firman Tuhan sehingga setiap pengambilan keputusan itu dapat dilakukan dalam hikmat Tuhan dan menjauhkan kita dari berbagai kemungkinan penyesalan yang semestinya dapat dihindari.