Setelah tiga hari, Yusuf membebaskan abang-abangnya dari bui dengan satu syarat. Di mana salah seorang dari mereka tetap ditawan dan baru akan dibebaskan setelah pada kunjungan berikutnya mereka harus membawa adiknya yang paling bungsu ke hadapan Yusuf, Gubernur Mesir. Kemudian mereka menyetujui syarat tersebut. Setelah itu mereka mulai bergumul dan merenung, kenapa perkara ini terjadi atas mereka? Lalu muncul pengakuan dari salah seorang abang Yusuf, bahwa penderitaan ini terjadi karena kesalahan mereka di masa lalu.
Sahabat Alkitab, abang-abang Yusuf berpikir dan menyadari, bahwa kenyataan yang dialaminya merupakan sebab-akibat dari rangkaian proses yang melatarbelakanginya. Di mana kita akan menuai apa yang kita tabur. Apabila kita menabur kebaikan, maka kita akan mendapat kebaikan. Begitu juga sebaliknya. Bahwa segala sesuatu di dunia tidak ada yang terjadi secara kebetulan, pasti ada hubungan sebab-akibatnya.
Namun Alkitab mengajarkan bahwa segala hubungan sebab-akibat yang berhubungan dengan kejahatan manusia sudah dipatahkan Yesus di Kayu Salib. Tanpa pengorbanan-Nya, kita akan terus memikul akibat dosa-dosa, baik dosa warisan maupun dosa yang kita perbuat. Kini saat kita berintrospeksi apakah ada perbuatan-perbuatan kita di masa lalu yang masih menjadi batu sandungan? Jika ada ungkapkanlah penyesalan itu dengan bertobat kepada-Nya.
Salam Alkitab Untuk Semua.