Pikiran dan tindakan-Nya yang sering tidak terselami itu selalu bersumber dari kasih-Nya yang mendatangkan kebaikan bagi semua.
Masakan Tuhan Allah menyuruh nabi-Nya untuk menikahi seorang wanita sundal? Jenis pelayanan apakah yang mau dikerjakan dari menjadi seorang suami yang beristrikan perempuan yang suka bersundal dengan banyak orang? Namun itulah yang diinginkan Allah bagi Hosea. Dia tidak hanya diminta untuk menikahi wanita itu, tapi juga untuk tetap setia kepadanya meskipun istrinya tidak setia. Lebih parahnya lagi, anak-anak hasil pernikahan itu akan mengikuti jejak ibunya.
Sahabat Alkitab, bagi kita, perintah Allah terhadap Hosea jelas tidak masuk akal dan di luar logika akal sehat manusia. Apa tujuan Allah sebenarnya di balik semua itu? Bukankah "terang" dan "gelap" tidak bisa bisa bersatu? Pernikahan Hosea dan Gomer, nama wanita itu, adalah sebuah penggambaran hubungan Allah dengan umat-Nya Israel, juga kita hari ini. Dalam ketidaksetiaan kita yang selalu melacurkan diri dengan segala hal yang kita anggap menyenangkan dan memberi kepuasan, Allah yang telah mengikat perjanjian kepada umat-Nya dengan diri-Nya sendiri adalah Allah yang setia dan tidak pernah mengingkari janji-Nya. Dan Allah tidak pernah menyerah untuk menarik kita kembali ke dalam kasih-Nya yang besar. Bukan saja tidak menyerah, Ia juga tidak akan pernah gagal dalam panggilan dan rencana-Nya bagi kita. Ketaatan Hosea kepada perintah Allah menjadi pelajaran berharga bagi kita hari ini tentang bagaimana sifat Allah dan sifat kita manusia.
Tidak ada yang terjadi di luar dari rencana-Nya yang utuh dan sempurna, semua dirancang-Nya untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaan nama-Nya.
Salam Alkitab Untuk Semua