Salomo memang dikenal sebagai salah satu tokoh besar dalam Perjanjian Lama, sekaligus sebagai salah satu raja dalam sejarah bangsa Israel yang turut melakukan banyak pekerjaan penting yang sangat berpengaruh bagi perkembangan kebudayaan bangsa itu sendiri. Dia juga terkenal dengan kebijaksanaannya dalam menjalan peran dan berperilaku bagi rakyatnya. Salomo memiliki kasih yang besar kepada Tuhan dan hal ini sangat kuat ia tunjukkan, paling tidak selama masa-masa perdana pemerintahannya. Berdasarkan catatan yang kita baca pada hari ini misalnya, kasih Salomo kepada Tuhan tetap ia wujudkan dalam hal persembahan kurban meski pada saat itu bangsa Israel belum memiliki Bait Allah sebagai pusat peribadahan mereka.
Sahabat Alkitab, ketiga ayat pertama dari pasal ini menunjukkan kepada kita sebuah aksi iman yang tidak kalah oleh kondisi. Keterbatasan tempat atau lebih tepatnya ketiadaan Bait Allah pada masa itu bukanlah alasan bagi Salomo untuk menahan bakti iman dan kasihnya kepada Tuhan. Ia tetap mewujudkannya dalam cara yang tepat dengan alasan yang tulus. Ia tidak membiarkan dirinya membuat sejuta alasan untuk mencari-cari keterbatasan yang dapat digunakan sebagai pembenaran keputusan menahan kasih bagi Tuhan.
Kita perlu secara serius menilik ke dalam diri sendiri perihal ini karena kita perlu mewawas diri terhadap beragam hal dan faktor yang dapat menahan diri kita untuk mewujudkan bakti iman dan kasih bagi Tuhan. Misalnya, seseorang bisa saja mengurungkan niatnya untuk pergi beribadah ke gereja hanya karena cuaca yang dia anggap tidak kondusif atau ketika ia menganggap sang pengkhotbah pada hari itu bukanlah orang yang ia senangi. Selain itu, tentu masih banyak hal lain pula yang dapat dijadikan alasan untuk membenarkan keputusan menahan bakti iman dan kasih bagi Tuhan. Oleh sebab itu, pada hari ini kita pun diajak untuk melakukan refleksi diri dengan secara sungguh-sungguh bertanya kepada diri sendiri: Apakah saya sudah memberikan yang terbaik untuk Tuhan? Apakah saya masih sering mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakan menahan segala bakti iman dan kasih bagi Tuhan?