Seorang teman meminta saya untuk menggendong bayi perempuannya yang baru berumur empat hari. Belum lama saya menggendongnya, bayi itu mulai rewel. Saya mencoba untuk memeluknya lebih erat hingga pipi saya menyentuh kepalanya, sambil saya bergoyang-goyang dan bersenandung lembut untuk menenangkannya. Si kecil bertambah rewel sampai saya menempatkannya kembali di lengan ibunya. Sepertinya rasa tenang segera dirasakan bayi itu; tangisnya mereda dan tubuhnya yang masih lentur itu merasa nyaman di dalam gendongan yang sudah akrab baginya. Teman saya tahu persis cara yang terbaik untuk menggendong dan menepuk-nepuk anaknya supaya ketidaknyamanan yang dirasakan bayinya itu mereda.
Bagi orang-orang yang setia menanti penggenapan janji Allah dengan sabar, Allah melimpahkan penghiburan kepada anak-anak-Nya. Bagaikan seorang ibu yang lembut, dapat dipercaya, dan tekun dalam upayanya menenangkan anaknya. Ketika kita merasa lelah atau kecewa, Dia akan menggendong dan menghibur kita dengan penuh kasih. Sebagai Bapa dan Pencipta kita, Allah sangat mengenal kita. Dia “memberi damai dan sejahtera kepada orang yang teguh hatinya, sebab ia percaya kepada-[Nya]” (Yes. 26:3 BIS).
Ketika masalah-masalah di dunia ini membebani hati kita, jika kita sabar dan tetap menjalani apa yang Tuhan kehendaki, maka kita dapat menemukan penghiburan itu. Jika kita menjalani hidup dan penantian kita dengan suka cita dan hati yang girang, Allah melihat hati kita itu dan memberikan penghiburan dan kekuatan kepada kita. Karena itu, yakinlah bahwa Allah melindungi dan membela kita, anak-anak-Nya, seperti orangtua yang mengasihi anak-anaknya.