Sahabat Alkitab, teolog besar John Stott pernah menyebut tema besar dari seluruh Alkitab dari awal hingga akhir ialah, bahwa tujuan Allah dalam sejarah adalah memanggil orang-orang untuk menjadi suatu umat bagi-Nya, umat yang suci, yang dipisahkan untuk menjadi milik-Nya dan untuk mematuhi-Nya.
Ini juga yang agaknya menjadi latar belakang dari Kitab Ulangan. Umat dipanggil untuk setia dengan identitasnya, jati dirinya sebagai milik kepunyaan Allah. Artinya, suci, atau lain dalam cara berpikir, berkata maupun bertingkah laku. Menjelang mereka masuk ke Tanah Perjanjian, tanah yang berlimpah susu dan madu, Tuhan mengingatkan melalui hamba-Nya Musa: janganlah kamu berbuat seperti orang di Tanah Mesir, janganlah kamu berbuat seperti orang Kanaan, janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka. Kamu harus hidup menurut peraturan-Ku dan harus berpegang pada ketetapanku. (band. Im. 18:2-4).
Ulangan 23 memperlihatkan bagaimana umat Allah yang telah dimerdekakan, harus menjalani hidupnya dengan penuh tanggung jawab. Kepada Tuhan mereka harus senantiasa penuh hormat dan menjaga kekudusan. Kepada sesama manusia mereka harus penuh dengan belas kasihan dan perikemanusiaan. Tidak boleh menindas sesama dan rela berbagi dengan sesama. Berlawanan dengan pandangan dunia untuk mengumpulkan harta dan kekayaan yang sebanyak-banyaknya, kalau perlu dengan menindas sesama.
Ribuan tahun setelah Musa, Tuhan Yesus pun kembali mengingatkan para pengikut-Nya: Janganlah kamu seperti mereka. (Mat. 6:8). Panggilan Allah masih sama hingga sekarang, kita memang dipanggil untuk hidup berbeda dari orang lain. Maka, bagi orang Kristen, tidak ada ucapan yang lebih menusuk daripada ucapan: Ah, kau juga tidak berbeda dari orang lain!
Salam Alkitab Untuk Semua