Keputusan yang menyelamatkan
Keputuasaan lebih banyak dipandang negative. Para motivator dan kita juga tentunya, lebih memilih semangat dan daya tahan; bertahan dan tetap berusaha. Tetapi toh kalau misalnya keputusasaan datang, kita jangan juga merasa itu akhir dari segalannya. Karena kadang-kadang keputuasaan bisa menyelamatkan. Yaitu kalau keputusaan itu datang pada waktu yang yang seharusnya terjadi; di titik dimana optimism justru akan menghancurkan. Jadi ada keputusasaan yang sifatnya sperti itu. Dan ketika itu terjadi, bersyukurlah karena tanpa sepengetahuan kita, kita tengah menuju jalan keselamatan.
Dalam bacaan kita hari ini, Ayub juga mengalami itu. Kalau dia terus ‘melawan’ Tuhan, membela dirinya, bisa jadi dia justru menjadi bersalah di hadapan tuhan. Tetapi untungnya dia segera menyadari siapa dirinya dan betapa kecil dirinya di hadapan Tuhan yang Maha Besar. Yang mana karena kesadaran itu, dia akhirnya berputus asa dan menyerah untuk membela dirinya di hadapan Tuhan. Katanya : Walaupun aku benar, aku tidak mungkin membantah Dia (9:15). Tapi justru karena keputusasaan ini, Tuhan akhirnya memulihkan Ayub.
Sahabat Alkitab, mungkin saat ini kita tengah berputus asa. Tidak apa-apa. Jangan itu membuat kita menjadi hancur. Kadang-kadang kita memang kehilangan tenaga dan jalan didepan kita. Kita hanya bisa duduk diam. Tidak apa-apa kalau kita harus berada disituasi itu saat ini. Kita berharap, bahwa ini adalah keputusasaan yang menyelamatkan. Kita berdoa untuk itu.
Salam Alkitab Untuk Semua