Dalam pengajaran Yesus menggunakan metode perumpaaan agar mengajar dengan jelas sehingga mudah dipahami oleh umat yang mendengarkan. Apabila benih gagal berakar dalam diri kita, maka kita tidak akan mampu bertahan ketika menghadapi kesulitan.
Tanah yang di pinggir jalan telah menjadi padat karena diinjak, sehingga benih yang jatuh di permukaannya kelihatan jelas, dan burung-burung datang dan memakannya sampai habis.
Bidang tanah kedua yang dijatuhi benih ialah tanah yang berbatu-batu, yang tidak boleh dipahami sebagai tanah yang mengandung banyak batu, tetapi sebagai batu besar yang dilapisi tanah tipis.
Panas matahari pada mulanya membuat lapisan tanah ini subur dan benih cepat tumbuh, tetapi kemudian membuat tanaman yang lemah itu menjadi layu dan kering.
Sisa benih ditaburkan di atas tanah yang baik. Tanah yang baik adalah “orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah” (Mrk 4:20). Bagaimana kita berbuah tergantung dimana kita ditempatkan dan tempat atau lingkungan itu sangat banyak pengaruh dalam pertumbuhan iman kita. Perumpamaan ini menunjukkan bahwa ketika sang penabur menaburkan benihnya ke dalam diri kita, maka kita akan siap untuk menerima benih itu dan memahaminya agar dengan demikian dapat berbuah dan buah itu dapat dinikmati bukan hanya diri kita sendiri tetapi menjadi berkat bagi orang disekitar kita.
Salam Alkitab Untuk Semua