Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial adalah terjalinnya relasi dengan orang lain. Di dalam proses relasi itu manusia mendapatkan kebutuhannya untuk berkomunikasi, untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya serta mendapatkan pemenuhan kebutuhan afeksi dari manusia lainnya. Setidaknya semua itu adalah keuntungan yang manusia dapatkan dalam sebauh relasi yang positif dengan dampak kontruktiif bagi setiap individu di dalamnya. Itulah sebabnya, manusia selalu membutuhkan manusia lainnya dalam menjalani kehidupan. Entah dalam suasana senang terlebih sedih, manusia membutuhkan manusia lain untuk menjalani dan menghadapi realita kehidupannya.
Di dalam perikop ini kita melihat sebuah bentuk kehadiran Allah yang menemani Sadrakh, Mesakh dan Abednego ketika mereka dibuang ke dalam perapian. Salah satu peristiwa penting yang sarat makna adalah pertolongan Allah tidak terjadi secara sepintas. Justru, Allah memberikan kehadiran-Nya melalui personifikasi malaikat yang hadir bersama mereka bertiga di dalam perapian tersebut. Kehadiran-Nya tidak hanya menunjukkan kepada Nebukadnezar dengan seluruh perangkat kerajaan lainnya bahwa Ia berkuasa untuk menyelamatkan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, tetapi sekaligus menunjukkan bahwa Ia adalah Allah yang menemani. Ia, adalah Allah yang relasional, yang ingin membangun hubungan intim dengan setiap orang yang berserah dan mengandalkan-Nya. Ia tidak membiarkan umat-Nya sendirian menghadapi ‘api-api’ kehidupan. Malahan, Ia mengikutsertakan keberadaan-Nya di dalam ‘api-api’ tersebut sebagai bentuk kesetiakawanan, untuk membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang menemani.
Sahabat Alkitab, setiap kita mungkin sedang menghadapi berbagai pergumulan dengan berbagai tingkatan tekanannya masing-masing. Di tengah situasi yang membuat kita ingin menyerah, ingatlah bahwa Ia adalah Allah yang menemani. Ia tidak sekadar memberikan pertolongan dari tempat yang jauh. Ia hadir, ia ada bersama kita menghadapi beragam situasi-kondisi kehidupan. Allah sadar betul kebutuhan kita untuk memiliki pihak lain yang bersedia memberikan telinga untuk didengar, memberikan rangkulan untuk menguatkan, memberikan perkataan yang meneguhkan hati, memberikan kehadiran untuk mengusir perasaan kesendirian di tengah asam-pahitnya kehidupan.