Bahan bacaan pada hari ini menampilkan kepada kita sebuah fakta naratif yang cukup mencengangkan, secara khusus di tengah konteks hidup partriarki. Biasanya perempuan selalu diposisikan sebagai sub-ordinasi atau bagian yang lebih kecil atau lemah dari laki-laki. Itulah mengapa, laki-laki kerap diidentikan sebagai simbol kekuatan, otoritas dan perlindungan. Namun, pada teks bacaan ini kita justru melihat Abram, si laki-laki, yang mensubordinasikan dirinya kepada Sara, si perempuan.
Abram secara terang ditampilkan sebagai pihak yang ketakutan dan mencari perlindungan dari istrinya sendiri. Ia mengakui ketakutannya dan memohonkan perlindungan dari Sara, perempuan yang biasanya diposisikan sebagai pihak yang mendapatkan perlindungan dalam sebuah keluarga. Tentu saja, perikop ini dapat ditafsir dan dimaknai secara beragam, tergantung pada perspektif dan posisi si penafsir dalam menanggapi kehadiran dua peran dalam teks. Namun, kita tidak dapat menampik fakta yang ditampilkan melalui narasi tersebut bahwa Abram mencari perlindungan dari Sara.
Secara reflektif, kita dapat memaknai narasi ini untuk membangun kesadaran atas pentingnya sikap saling menghargai, mulai dari dalam keluarga hingga ke berbagai lingkungan berelasi yang kita miliki di mana pun. Kita perlu berhati-hati agar tidak mengerdilkan nilai diri seseorang hanya berdasarkan pandangan khalayak umum mengenai dirinya atau berdasarkan penilaian rupa semata. Tidak jarang seseorang dipandang remeh hanya karena statusnya yang dianggap tidak memenuhi standar kompetensi pada umumnya dari masyarakat umum. Contohnya seorang anak yang jarang sekali dimintai pendapat di dalam keluarga ketika mereka sedang berada dalam pertimbangan untuk mengambil satu-dua keputusan. Orang dewasa atau para orang tua kerap mengerdilkan nilai opini anak-anak karena dianggap tidak punya pengalaman yang sebanding dengan mereka. Padahal, tidak jarang peran seorang anak kecil di dalam sebuah keluarga mampu menghadirkan transformasi yang besar bagi setiap anggota di dalamnya, meski ia masih belia.
Kisah Abram menunjukkan bahwa pihak kuat tak selamanya menjadi pelindung bagi pihak lemah. Bahkan, ada momen ketika pihak yang biasanya dianggap lemah justru melindungi pihak yang selama ini dianggap kuat. Segala potensi itu ada karena peran TUHAN yang selalu mampu menghadirkan pertolongan dan penyertaan meski muncul dalam cara yang sering dipandang tidak seperti pada umumnya.