Terdapat banyak pernyataan singkat untuk menggambarkan kehidupan dan perjalanan manusia selama di dunia ini, misalnya: ‘Dunia sebagai panggung sandiwara’ seperti yang muncul dalam lirik lagu ‘Panggung Sandiwara’ yang dipopulerkan oleh grup music God Bless atau pernyataan dari Maya Angelou, seorang penulis sekaligus aktivis kemanusiaan bahwa ‘Hidup adalah murni petualangan dan semakin cepat kita menyadarinya maka semakin cepat pula kita mampu memperlakukan hidup sebagai sebuah kesenian’. Setiap orang tentu memiliki sudut pandang dalam menyikapi kehidupannya masing-masing. Namun, di tengah keberagaman pemahaman dan anggapan setiap orang mengenai kehidupan, setiap orang tidak dapat menampik bahwa kehidupan merupakan sebuah proses. Setiap individu yang terlahir ke dunia ini perlu menjalani proses tumbuh-kembang dan perjalanannya pribadi, entah secara fisik, ide, karakter, pengalaman maupun iman. Semuanya membutuhkan proses untuk dijalani karena melalui proses inilah seseorang mengalami pertumbuhan dan perkembangan kualitas dan nilainya sebagai seorang manusia.
Kisah Abram pada bacaan hari ini turut menampilkan proses kehidupannya pasca mendapatkan berita janji berkat sekaligus mandat dari TUHAN. Hal yang menarik adalah Abram tidak berdiam diri atau bersikap pasif pasca menerima perkataan TUHAN tersebut. Justru, dia segera mengambil langkah pertama untuk menghidupi janji berkat yang TUHAN sampaikan sebelumnya. Kemudian, di tengah proses itulah Abram yang sedang berada di tanah perantauan yang asing untuk dirinya menggunakan momen untuk menikmati relasi dengan TUHAN. Abram mendirikan mezbah sebagai simbol keterjalinan komunikasi antara dirinya dengan TUHAN sekaligus menjadi pengingat bahwa dia menjalani proses tersebut bersama TUHAN.
Sahabat Alkitab, setiap orang tentu memiliki proses perjalanan kehidupannya masing-masing. Namun, sebagai umat TUHAN kita perlu memberikan waktu khusus dan menggunakannya sebagai momen untuk merayakan relasi antara kita dengan TUHAN. Kita perlu menikmati hubungan dan komunikasi yang kita miliki dengan TUHAN karena hanya dengan cara inilah kita dapat menjalani kehidupan sebagai umat beriman.