Pesan Tuhan kepada Yosua sangatlah lugas, yakni ia diminta untuk meneguhkan dan menguatkan hatinya dalam menjalani tugas tersebut. Perkataan ini pun tidak menjadi perintah satu arah dari Tuhan kepada Yosua, melainkan Tuhan juga memberikan peran aktif-Nya selama Yosua menjalankan tugas kepemimpinan yang Ia berikan. Keteguhan dan kekuatan hati pada diri Yosua bukanlah hasil dari kerja keras Yosua seorang diri, melainkan juga karena adanya kuasa dari perkataan Tuhan dan keterlibatan aktif dari Tuhan yang selalu menyertainya.
Yosua mungkin saja merasa takut, khawatir atau pun ragu untuk menjalankan tugas kepemimpinannya, mengingat segala beban yang dia dapatkan terkait perilaku orang Israel kepada Tuhan. Hal ini pun menjadi bagian dari pengalaman emosional yang sangat wajar dan manusiawi untuk dimiliki olehnya. Namun, perkataan dari Tuhan ini telah memberikan gambaran bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan setiap orang yang menjalani hidup bersama-Nya menjadi berbeban berat dan terpuruk dalam menjalani kenyataan hidupnya sendirian. Gambaran akan masa depan yang tidak menyenangkan itu mungkin menjadi beban, namun Tuhan tidak menuntut Yosua untuk mengangkut beban itu sendirian. Justru, Tuhan menginginkan Yosua agar bersedia untuk menguatkan dan meneguhkan hatinya sehingga perjalanan iman itu dapat mereka jalani bersama.
Sahabat Alkitab, kebanyakan manusia tentu menginginkan perjalanan hidup yang terlepas dari segala tekanan maupun beragam beban berat. Namun, tidak dapat kita pungkiri bahwa kenyataan hidup tidak sesederhana itu. Kehidupan selalu menghadirkan banyak warna dan memunculkan banyak rasa pada diri setiap manusia yang menjalaninya. Ada manusia yang memilih untuk menyerah, namun ada juga yang memilih untuk berjuang. Namun, pesan firman Tuhan pada hari ini pun mengingatkan kita bahwa kita tidak akan pernah menghadapi pasang-surutnya kehidupan sendiri maupun berusaha tegar dalam upaya sendiri, melainkan ada Tuhan yang selalu menyediakan penyertaan-Nya secara nyata.