Berserah, Berharap dan Berupaya

Renungan Harian | 20 April 2022

Berserah, Berharap dan Berupaya

Pengalaman bertemu dan rekonsiliasi dengan Saul yang terjadi hingga dua kali ternyata sudah cukup memberikan pelajaran bagi Daud untuk benar-benar menjauh dari Saul. Itulah sebabnya Daud memilih untuk menetap di Gat, kota orang Filistin. Nampaknya Daud merasa jauh lebih aman dan tenang untuk hidup di negeri musuh, dibandingkan harus terus melakukan pelarian dari Saul di wilayah Israel. Pertimbangannya itu sangat dapat dipahami, secara khusus ketika kita memperhatikan pendirian Saul yang tidak menentu. Bahkan, kekhawatiran Daud bahwa Saul akan kembali mengulangi niatan membunuhnya pun dibuktikan melalui narasi pada ayat 4, yakni Saul berhenti mencari Daud pada saat Saul mengetahui kepergian Daud ke Gat. Lantas, bukankah kepergian Daud ke Gat juga mendatangkan ancaman bagi dia dan rombongannya?

 

Sebagai seorang musuh, Daud tentu tidak diterima dengan leluasa oleh orang-orang Filistin. Terlebih lagi, kedatangan ini adalah yang kedua kalinya bagi Daud. Perbedaannya adalah kali ini Daud datang dengan membawa rombongan yang lebih banyak dengan identitas yang sesungguhnya. Namun, ternyata Daud mendapatkan ruang untuk hidup di tengah kota Gat meski mereka, terkhusus Akhis, mengetahui siapa dia sesungguhnya. Sangat dapat diyakini bahwa penerimaan itu dihasilkan melalui aksis diplomatis dan lobi-lobi politis yang Daud lakukan kepada Akhis. Hal ini akan dibuktikan pada ayat-ayat berikutnya. Intinya, kita melihat sebuah kecerdikan dalam membaca situasi dan melihat peluang untuk menjalani kehidupan.

 

Sahabat Alkitab, terkadang kita, entah sadar maupun tidak, menjalani kehidupan secara pasrah. Hal ini adalah sebuah kekeliruan karena sikap hidup beriman kepada TUHAN selalu melibatkan upaya dari dua pihak, yakni kita dan TUHAN. Artinya, umat percaya tidak dapat pasrah dalam menjalani kehidupannya, melainkan berserah dengan tetap melakukan beragam upaya yang maksimal. Hal inilah yang dapat kita temukan pada diri Daud di dalam perikop ini, yakni Daud tidak menjalani kehidupannya secara ‘cuma-cuma’ atau bermodalkan sebagaimana TUHAN mau saja. Daud mampu membaca situasi hubungannya dengan Saul sehingga ia memilih untuk mengambil jarak yang lebih jauh dari Saul. Daud juga melihat peluang dan menggunakannya secara optimal melalui pendekatannya kepada Akhis. Hal ini pun dapat kita maknai sebagai sikap hidup berserah dan berupaya di dalam TUHAN.

Kita memang hanya perlu menaruh harapan dan berserah kepada TUHAN. Namun, itu tidak berarti kita menjadi pasrah dan meninggalkan tanggung-jawab secara penuh. Justru, pandai membaca situasi dan menggunakan peluang secara bertanggung-jawab di hadapan TUHAN menjadi bagian dari proses beriman dan berharap kepada-Nya.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia