Mengingat Identitas dan Pengalaman

Renungan Harian | 21 April 2022

Mengingat Identitas dan Pengalaman

Kita perlu berhati-hati dalam memaknai perikop-perikop di Alkitab yang menampilkan narasi kekerasan. Salah satuny adalah perikop yang menjadi bacaan pada hari ini, yakni ketika Daud memusnahkan beberapa kota yang berafilisasi dengan orang Filistin pada saat ia sendiri menumpang hidup di tanah Filistin, Terdapat realitas kontekstual yang perlu kita sadari mengenai hadirnya narasi seperti ini, misalnya adalah kondisi peperangan yang menjadi bagian keseharian masyarakat kuno pada saat itu. 

 

Pada satu sisi Daud terkesan licik karena telah menipu Akhis yang telah memberikan perlindungan kepadanya. Namun, kita juga perlu mempertimbangkan bahwa sangat besar kemungkinan Akhis memanfaatkan keberadaan Daud yang terkenal sebagai kepiawaiannya dalam peperangan atau pertempuran. Meski demikian, di dalam pemahaman iman Kristen kita percaya bahwa kelicikan, apa pun alasannya, tidak dapat dibenarkan. Kemudian, tindakan Daud yang membasmi habis warga dari setiap kota yang ia serang juga perlu dilihat secara objektif. Narasi ini juga menampilkan kepahlawanan dan nasionalisme Daud sebagai bangsa Israel. Meskipun Daud tinggal dan mencari perlindungan di tanah Filistin, ia tidak sampai hati untuk mengkhianati bangsanya sendiri.

 

Tanpa merendahkan kekayaan narasi yang tertulis dalam perikop ini, kita dapat menyoroti tindakan Daud itu sebagai sebuah kesadaran terdalam mengenai identitas dan kesungguhan hati dalam mengingat ikatan relasi sebangsa yang ada di dalam dirinya. Keberadaan Daud di tanah Filistin tidak serta-merta menjadikannya pengkhianat yang melupakan identitasnya sebagai orang Israel dan merendahkan nilai ikatan emosional-spiritual sebagai bangsa Israel. Justru, di dalam narasi ini kita melihat seorang Daud yang menggunakan kondisi hidupnya sebagai sebuah strategi politis untuk mengamati dan mempelajari cara hidup, berpolitik serta strategi perang bangsa Filistin, musuh dari bangsa Israel.

 

Sahabat Alkitab, perikop ini tidak mengajak kita untuk menjadi benalu atau pun sebagai serigala berbulu domba. Tentu itu adalah pemaknaan yang keliru terhadap perikop ini. Salah satu nilai yang dapat kita ambil adalah mengenai konsistensi dalam mempertahankan identitas dan pengalaman. Melalui cara demikian, kita tidak hanya sedang mempertahankan eksistensi sebagai seorang pribai melainkan juga menjadi pelatihan konsistensi beriman. Pada saat kita mengingat identitas dan pengalaman kita, berarti kita juga sedang mengingat karya dan peran TUHAN di sepanjang sejarah kehidupan kita. Hal ini tentu menjadi penting agar kita tidak menjadi manusia yang plinplan, secara khusus dalam mengikut TUHAN. Kita memang harus mengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan diri dengan ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’, namun bukan berarti iman dan nilai emosional-spiritual kita dengan TUHAN juga ikut berubah. Setiap identitas dan pengalaman yang kita miliki perlu terus diingat serta dihargai sebagai upaya pelatihan dan pengokohan iman.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia