Keluarga menjadi bagian penting dalam kehidupan seorang manusia. Tidak jarang, situasi dan kondisi yang seseorang alami di dalam keluarga akan sangat memengaruhi perkembangannya sebagai manusia. Hal ini pun akan terlihat dalam cara ia berkomunikasi dan berelasi dengan orang lain di luar keluarganya tersebut. Seorang anak yang sering dibanding-bandingkan akan sangat besar kemungkinan bertumbuh sebagai seorang pribadi yang tidak percaya diri atau menganggap orang lain sebagai saingannya. Seorang anak yang sering mengalami kekerasan di dalam keluarganya, akan sangat besar kemungkinan bertumbuh menjadi pribadi yang kasar dan sulit untuk menghargai orang lain. Itulah sebabnya, keluarga menjadi sebuah komunitas terkecil dan mendasar dalam tumbuh-kembang seorang manusia.
Perjalanan keluar dari Mesir tentu menjadi sebuah pengalaman yang melelahkan. Musa pun memiliki tanggung-jawab yang besar beriringan dengan perannya sebagai pemimpin bangsa Israel pada saat itu. Banyak tuntutan dan target yang perlu dicapai olehnya. Di tengah kondisi itulah Musa membutuhkan komunitas terkecilnya sebagai ruang untuk pertumbuhan dan pemulihannya secara personal. Itulah pentingnya kehadiran Yitro yang membawa Istri dan anak-anak Musa. Bahkan, kehadiran Yitro pun dituliskan menjadi momen pencurahan hati dan pikiran Musa mengenai pengalaman dan perjalanannya selama ini yang terjadi dalam pimpinan TUHAN.
Sahabat Alkitab, melalui kisah perstuan kembali Musa dengan anak-istri dan mertuanya, kita dapat mempelajari tentang nilai sebuah keluarga. Idealnya keluarga menjadi ruang paling esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi setiap anggota yang ada di dalamnya. Keluarga perlu dibentuk menjadi sebuah komunitas yang membangun dan mendukung. Nilai keluarga ini pun dapat mewujud dalam ikatan yang melampaui hubungan darah. Itulah mengapa nilai-nilai hubungan keluarga juga dapat terjadi di dalam rumah-rumah panti asuhan, asrama sekolah, gereja, pekerjaan maupun berbagai bentuk persahabatan yang kita jalin dengan orang lain.