Hampir dapat dipastikan bahwa sebagian besar manusia ingin selalu lepas dari masalah atau segala macam tekanan dalam hidupnya. Bahkan, jika boleh memilih, banyak individu yang ingin hidup dengan tenang, aman, tenteram tanpa kehadiran gangguan-gangguan dalam bentuk apa pun. Namun, kenyataan hidup tidaklah sesederhana keinginan hati untuk hanya hidup dalam kondisi yang baik sesuai dengan pertimbangan diri sendiri. Manusia tetap harus menerima kehadiran bentuk-bentuk pergumulan, entah yang dapat dia duga maupun yang muncul tanpa ada persiapan sedikit pun.
Respons Hagar terhadap kondisi hidupnya di bawah perundungan yang dilakukan oleh Sarai pun menunjukkan bahwa ia ingin meninggalkan, bahkan cenderung lari dari masalah. Pada satu sisi, respons Hagar ini cenderung sangat manusiawi. Namun, TUHAN, melalui Malaikat-Nya, justru mengajarkan sikap hidup yang berbeda bagi Hagar dalam menghadapi tekanan hidup. TUHAN mengajak Hagar untuk kembali ke rumah Abram dan Sarai, meski konsekuensinya adalah Hagar harus menjalani hidup dalam sikap sinis nan kasar dari nyonyanya. Meski demikian, TUHAN tidak sekadar memerintahkan Hagar untuk menghadapi tekanan hidupnya tersebut.
Perjumpaan Malaikat TUHAN dengan Hagar di tengah hancurnya semangat Hagar di hadapan tekanan hidupnya pun menjadi momen pemulihan bagi Hagar. Beriringan dengan perkataan TUHAN agar Hagar kembali ke rumah Abram-Sarai, TUHAN juga memberikan modal pengharapan yang sangat berarti bagi Hagar. TUHAN sudah mengungkapkan rancangan besar yang akan Dia lakukan bagi Hagar dan anak yang ada di dalam kandungannya pada saat itu. Inilah bentuk penguatan yang TUHAN lakukan seklaigus menjadi bukti bahwa Dia adalah Sang Kuasa yang penuh solidaritas kasih bagi orang yang tertindas.
Sahabat Alkitab, kiranya permenungan terhadap kisah Hagar pada hari ini dapat menjadi sebuah modal bagi diri setiap umat TUHAN yang sedang merasa penuh keluh dan kesah menghadapi tekanan-tekanan di dalam kehidupannya. Tindakan TUHAN terhadap Hagar ini telah menjadi bukti bahwa Dia selalu hadir di tengah keterpurukan seorang yang tertindas, bahkan ketika orang tersebut merasa begitu terasing dari segala macam pembelaan. Pemulihan dan berkat TUHAN bagi orang yang sedang bergumul hebat terjadi dalam cara yang transformatif. TUHAN tidak menghilangkan masalah secara sekejap, melainkan Dia memberikan kekuatan bagi setiap umat-Nya untuk menghadapi masalah dalam keteguhan iman.