Terdapat sebuah kalimat yang kerap dilontarkan untuk memaknai nilai dari upaya manusia yakni, “usaha tidak mengkhianati hasil”. Namun, apakah benar demikian? Kenyataannya hidup tidak sesederhana kalimat tersebut. Ada kalanya usaha yang telah dilakukan memang seolah terbayar dengan hasil yang muncul kemudian. Namun, ada pula momen-momen yang membuat orang kecewa karena hasil yang didapatkan seperti tidak memenuhi ekspektasi dari upaya yang telah ia kerjakan. Inilah dinamika kenyataan hidup yang perlu kita terima sebagai manusia yang berproses yang tidak melulu harus kalah ketika dikecewakan oleh ekspektasi, maupun cepat berpuas diri karena Hasil. Secara khusus, sebagai umat TUHAN kita juga tidak sekadar berusaha demi mendapatkan hasil yang diinginkan, melainkan juga perlu mendasarinya dalam iman yang bersandar kepada TUHAN.
Kisah raja Asa, anak Abia, dalam memimpin kerajaan Yehuda dapat digolongkan sebagai sebuah keberhasilan. Ia telah menjadi pemimpin yang baik, secara politik, moral dan spiritual. Ketaatannya kepada TUHAN telah berdampak terhadap cara ia memerintah rakyatnya untuk juga membangun kepekaan dan hubungan iman yang takut akan TUHAN. Catatan dalam perikop ini pun menjadi bukti bahwa selama pemerintahan raja Asa, ketaatan beriman kepada TUHAN merupakan faktor penting yang perlu terus-menerus diupayakan oleh seluruh rakyat kerajaan Yehuda. Ketaatan iman ini pun tidak hanya berdampak pada kualitas hubungan yang intim dengan TUHAN, melainkan juga menjadi pintu yang terbuka bagi hadirnya berkat TUHAN dalam rupa keamanan bagi kerajaan tersebut. Meski demikian, raja Asa tidak berpuasa diri dengan berpangku tangan atas keamanan tersebut, melainkan ia memerintahkan rakyatnya untuk semakin memperkokoh kota demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan mereka di sekeliling musuh yang siap menyerang kapan pun. Sikap tersebut bukanlah tanda dari sebuah ketidakpercayaan atas berkat keamanan dari TUHAN, melainkan sebuah teladan sikap beriman yang juga diiringi oleh usaha.
Sahabat Alkitab, kita adalah manusia yang hidup dengan proses. Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita dan segala hal yang dapat kita lakukan tidaklah serta-merta hadir begitu saja, melainkan telah melalui beragam proses yang pendek maupun panjang. Itulah mengapa, kita perlu terus berusaha dalam perjalanan proses kehidupan, meskipun terkadang kita menemui beragam hambatan yang seolah memaksa kita untuk menyerah atau ada juga momen-momen yang dapat menggiring kita untuk berhenti berproses karena rasa puas atas hasil yang telah didapatkan. Namun, pada hari ini firman TUHAN telah menampilkan kepada kita bahwa sikap beriman yang diiringi usaha akan mengarahkan kita menjadi manusia-manusia yang terus berproses ke arah yang lebih baik yang tidak mudah menyerah ketika menemui hambatan, maupun berhenti berproses ketika merasa sudah mendapatkan hasilnya.