Abram merasa sudah cukup berkorban untuk mengikuti perintah TUHAN yang membawanya keluar dari Ur-Kasdim. Paling tidak Abram sudah mengorbankan rasa nyaman selama hidup di tanah kelahirannya, ia juga telah mengorbankan masa tuanya untuk melakukan sebuah pengembaraan yang penuh ketidakpastian beserta segala risiko besar yang sangat mungkin muncul di dalamnya. Namun, sepertinya Abram sudah hampir berada di ujung kemampuannya untuk bergantung pada TUHAN. Itulah sebabnya di sepanjang pasal 15 kita menemukan dua tema pergumulan Abram, yakni keturunan dan tanah. Hal menarik yang dilakukan Abram di tengah situasi hidup dan kondisi iman yang demikian adalah ia tetap melakukan perintah TUHAN, bahkan dengan taat dan penuh hati. TUHAN memerintahkan Abram untuk memberikan daging persembahan dan Abram melakukannya. Namun, ternyata TUHAN tidak segera memproses daging persembahan tersebut. Ayat 17 dengan sangat jelas menunjukkan bahwa TUHAN baru memproses daging persembahan pada malam hari. Artinya, ada proses yang tidak sebentar sejak Abram memberikan daging persembahan hingga TUHAN memberikan tanda yang nyata bahwa Ia merespons tindakan Abram tersebut. Selama proses itu pula kita menemukan sikap Abram yang tetap setia dan penuh hati melakukan ketaatan kepada TUHAN. Pada saat ada hewan-hewan buas yang ingin merusak daging persembahan itu, Abram segera menyingkirkannya. Inilah bukti ketaatan dan kepenuhan hati seorang Abram dalam mengikuti perintah TUHAN, dimana ia tetap menjaga daging persembahan karena ia tahu itulah yang dikehendaki TUHAN.
Sahabat Alkitab, firman TUHAN hari ini menjadi sebuah ajakan bagi kita untuk merefleksikan ketaatan dan kesungguhan hati dalam mengikut TUHAN. Tetap melakukan firman TUHAN dalam segala kondisi dan di setiap waktu menjadi cerminan dari kepenuhan hati dalam mengikut-Nya. Memang, ada kalanya kita merasa TUHAN tidak peduli ketika kita sedang berada dalam pergumulan hidup yang terlalu besar.
Ada kalanya juga kita merasa TUHAN tidak menghiraukan doa yang kita sampaikan kepada-Nya. Atau, ada kalanya kita merasa TUHAN tidak menghiraukan persembahan dan segala ungkapan syukur yang kita berikan bagi-Nya. Namun, sikap Abram yang menghalau burung pemangsa menjadi sebuah pengingat tentang pentingnya kepenuhan hati untuk melakukan firman TUHAN di segala situasi-kondisi dan berapa pun lamanya proses pergumulan itu terjadi.
Salam Alkitab Untuk Semua