Pernyataan ‘yang kuat, yang bertahan’ sangat riil untuk menggambarkan sistem hidup di alam liar. Biasanya, konsep hidup semacam ini lekat dengan sistem bertahan hidup di dunia hewan. Itulah mengapa, dikenal dua strata dalam relasi hewan, yakni pemangsa dan mangsa. Pada dasarnya si pemangsa harus melahap mangsanya yang adalah lebih lemah demi bertahan hidup. Namun, tidak jarang konsep hidup semacam itu juga diaplikasikan oleh manusia terhadap manusia lainnya. Banyak orang yang berusaha menindas dan ‘melahap’ manusia lain di sekitarnya demi membawanya mencapai strata yang ia inginkan atau mendapatkan hal yang ia kejar. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika Titus Plautus mencetuskan sebuah konsep perilaku manusia yang kemudian dipopulerkan oleh Thomas Hobbes yang dikenal dengan ‘homo homin lupus’ atau ‘manusia adalah serigala/hewan buas bagi sesamanya’.
Pada perikop ini, seruan doa dari Asa, raja Yehuda, kepada TUHAN juga sangat menggambarkan mengenai situasi ‘mangsa’ yang berusaha untuk bertahan hidup menghadapi ‘pemangsa’. Bangsa Etiopia yang datang untuk menyerang kerajaan Yehuda bukanlah perkara kecil di hadapan Asa dan seluruh tentara Yehuda. Itulah mengapa, di dalam dianya Asa mengakui bahwa dia dan seluruh tentara Yehuda adalah lemah di hadapan bangsa Etiopia, sehingga tidak masuk akal bagi mereka untuk bertahan apalagi memenangkan peperangan. Namun, itu semua bukanlah hasil akhir mutlak di dalam hubungan iman bersama TUHAN. Meskipun bangsa Etiopia adalah ‘pemangsa’ bagi kerajaan Yehuda, namun TUHAN adalah jauh lebih kuat dan Ia bertindak sebagai ‘yang kuat, yang menopang’ bagi kerjaan Yehuda.
Sahabat Alkitab, relasi iman antara raja Asa, rakyatnya dan TUHAN telah menggambarkan adanya konsep hidup yang berbeda dari yang dunia tawarkan. TUHAN sebagai ‘yang kuat’ telah menjadi perlindungan bagi umat-Nya dan Ia memberikan keselamatan bagi mereka. Seluruh situasi dapat berubah di hadapan TUHAN, meskipun pola pikir dan cara hidup dunia ini dijalankan menilainya tidak demikian. Raja Asa dan seluruh rakyatnya telah membuktikan bahwa di dalam iman yang hanya terpaut kepada TUHAN, mereka dapat mengalahkan ‘pemangsa’ yang sudah menang ‘di atas kertas’. Sekarang, apakah anda juga mengimaninya?