Abraham dan Ishak sudah semakin mendekati tempat pengurbanan. Di tengah jalan, sembari memikul beban kayu bakar di atas bahunya yang masih muda, Ishak bertanya dalam penasaran dan kepolosan kepada sang ayah perihal ketiadaan hewan kurban. Pada saat yang sama, di dalam suasana hati yang campur-aduk dengan segala takut, cemas dan sedih, Abraham menjawab anak itu, “Allah yang menyediakan…”. Merupakan sesuatu yang manusiawi jika Abraham berkutat pada pertanyaan, “Apakah benar bahwa TUHAN akan memberikan domba itu?”, “Bagaimana kalau ternyata TUHAN memang ingin aku mengurbankan anak ini?”, “Jika, iya bukankah artinya saya akan kembali menjadi manusia yang tanpa keturunan?”, “Apakah saya benar-benar harus melakukan perintah ini?”, “Bukankah lebih baik bagi saya untuk melemparkan kayu bakar ini dan pergi bersama Ishak?”
Itu semua memang menjadi sebuah dramatisir atas perikop yang baru saja kita baca. Meskipun tidak tertulis secara eksplisit dalam Alkitab, namun bukankah itu sesuatu yang sangat manusiawi untuk menampilkan kondisi Abraham dalam perikop tersebut? Bukan hanya Abraham yang bergumul dalam kondisi ini tetapi Ishak pun, dalam umurnya yang masih belia, mengalami kebingungan dan ketakutan. Kebingungan Ishak sudah cukup jelas ditampilkan melalui pertanyaannya akan hewan kurba. Namun, ketakutannya lah yang tidak ditampilkan secara eksplisit dalam narais ini. Meskipun demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa Abraham dan Ishak, keduanya mengalami kegamangan dan pencarian akan jawaban akan kepastian kondisinya. Namun, jawaban Abraham kepada Ishak menjadi sebuh kesaksian iman yang juga telah meneguhkan hati seorang Ishak. Pada saat ia berkata kepada Ishak, "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." bukanlah menjadi sebuah pernyataan klise di tengah pergumulan. Justru, kalimat itu menjadi sebuah upaya dari seorang manusia untuk mempertahankan imannya di tengah gamang dan samarnya pergumulan. Abraham percaya bahwa di tengah situasi yang demikian, mereka harus mencari jawaban di dalam TUHAN. Tindakan Abraham pun menjadi sebuah pedoman hidup beriman yang perlu kita kembangkan dalam menjalani hari-hari ini. Ada kalanya kita bingung atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini, namun carilah jawaban itu di dalam TUHAN karena Ialah yang melihat hidup kita dan menyediakannya bagi kita. TUHAN-lah satu-satunya sumber pemenuhan bagi setiap umat percaya meski di tengah gamang dan samarnya pergumulan hidup sekalipun.
Salam Alkitab Untuk Semua