Tuhan memimpin orang Israel melangkah di tengah padang gurun yang luas dan liar dengan selalu memberikan pedoman agar mereka tidak tersesat. Hal ini pun berlaku secara harafiah, yakni agar mereka tidak kehilangan arah dalam berjalan menyusuri padang gurun tersebut maupun dalam artian ‘perjalanan iman’ yang merupakan menjadi bagian dari pembentukan iman mereka sebagai umat Tuhan. Padang gurun itu pun menjadi tempat yang secara harafiah menempa fisik dan segala kemampuan mereka sebagai bangsa yang ‘baru’ merdeka agar dapat siap secara strategi militer, ekonomi dan politik, namun juga menjadi tempat untuk menempa segala keegoisan serta kekerasan hati para orang Israel menjadi penuh kesetiaan kepada Tuhan.
Suasana yang tergambar pada ayat 15-23 ini pun begitu indah dan ideal mengenai situasi hidup sebagai umat Tuhan. Mengapa demikian? Alasannya adalah karena orang Israel menetap di mana Tuhan menetapkannya dan melangkah pada saat Tuhan beranjak. Hidup mereka yang tergambar pada ayat-ayat ini menunjukkan bahwa mereka masih dipenuhi dengan agenda Tuhan yang belum tergerus oleh agenda-agenda diri sendiri. Orientasi hidup mereka masih sangat bergantung dan terarah kepada Tuhan. Mereka hanya berani melangkah ke mana Tuhan mengarahkan mereka, bukan justru melangkah dengan keinginan dan pertimbangan diri sendiri.
Sahabat Alkitab, kondisi hidup sebagai umat Tuhan seperti yang tergambarkan pada bacaan firman Tuhan hari ini pun sangat ideal, yakni ketika hati dan perhatian kita selalu terarah kepada panduan Tuhan. Namun, menjalani hidup seperti itu secara konsisten pun bukanlah tanpa tantangan. Ada kalanya justru kita, entah sadar maupun tidak sadar, berusaha untuk melangkah ke mana kita inginkan tanpa lagi memedulikan kehendak maupun bimbingan Tuhan. Tidak jarang, kita pun kesulitan untuk mendengar tuntunan Tuhan, terlalu letih menunggu akibat lamanya proses bimbingan Tuhan sehingga kita justru memilih untuk bertindak sesuai dengan pertimbangan diri sendiri. Inilah upaya yang perlu terus kita perjuangkan agar terus menjadi umat yang bersedia menjalani hidup dalam panduan Tuhan. Apakah kita siap untuk mengikuti-Nya?