Terdapat sebuah benda yang hampir terlupakan oleh para konsumen yang baru memberli sebuah produk elektronik. Benda tersebut adalah buku manual atau buku petunjuk penggunaan barang yang kerap dianggap sebagai hal yang tidak penting oleh para pembeli. Padahal, keberadaan buku manual menjadi sangat penting untuk memberikan pengenalan dasar tentang produk tersebut, termasuk mengenai langkah-langkah dasar yang perlu dilakukan terkait kendala penggunaan. Intinya, buku manual akan sangat bermanfaat sebagai pedoman dasar bagi pembeli sehingga proses penggunaan produk akan semakin mudah dan tepat-guna.
Sekarang, cobalah anda bayangkan jika menjalani kehidupan ini juga memiliki semacam ‘buku manual’ yang berisikan langkah-langkah konkret. Misalnya, pada saat anda mendapatkan sebuah masalah, terdapat panduan konkret nan sistematis untuk menyikapi dan menyelesaikan masalah tersebut. Bukankah proses menjalani hidup akan menjadi semakin mudah? Namun, toh ternyata menjalani hidup bersama TUHAN bukan seperti menggunakan barang baru dengan mengacu pada buku petunjuk.
Sebuah upaya pencarian akan jawaban, apalagi untuk mendapatkan kepastian memang tidak semudah yang dibayangkan. Hal ini pun akan semakin menarik di dalam konteks hidup beriman. Pada saat kita mengalami permasalahan kita cenderung berharap agar TUHAN segera memberikan petunjuk yang konkret karena kita menginginkan kepastian tentang apa yang harus dilakukan.
Syair bersautan antara mempelai perempuan (ayat 7) dan mempelai pria (ayat 8) pada kedua ayat ini dapat kita refleksikan sebagai sebuah gambaran keunikan proses hidup bersama TUHAN. Si mempelai perempuan yang begitu merindukan perjumpaan dengan sang jantung hati mengharapkan lokasi pasti dari keberadaan di pria sehingga ia dapat segera bertemu dengannya. Namun, si mempelai pria justru merespons dengan petunjuk strategi, bukan petunjuk lokasi yang pasti. Dengan kata lain, si mempelai perempuan tidak mendapatkan jawaban pasti tentang apa yang ia harapkan melainkan sebuah petunjuk langkah mencapainya.
Sahabat Alkitab, perjalanan kehidupan bersama TUHAN memang tidak dapat semudah yang diharapkan. Ada kalanya kita perlu berkutat di tengah ketidakpastian hingga menemukan kejelasan. Ada kalanya kita perlu menggumuli banyak pertanyaan hingga nanti menemukan jawaban. Semua ini merupakan proses kehidupan yang semakin menambah hasrat membangun relasi intim dengan TUHAN. Bukankah di dalam sebuah proses pencarian justru terdapat banyak harapan dan dinamika yang mempengaruhi perkembangan pengenalan serta relasi dengan TUHAN?