Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, banyaknya kegiatan, permasalahan yang datang bertubi-tubi, tidak jarang sebuah hubungan sangat mudah menjadi hambar. Banyak pasangan, termasuk suami-isteri yang sudah lama menjalin hubungan pun kehilangan kesempatan untuk benar-benar menikmati kehadiran satu sama lainnya. Kondisi seperti ini, jika tidak segera disikapi secara serius, maka dapat menimbulkan masalah besar bagi relasi yang terjalin seperti seringnya terjadi kesalahpahaman maupun ketersinggungan yang dapat berubah menjadi keretakan-keretakan yang merapuhkan ikatan relasi.
Pasangan Kidung Agung pun memberikan kita sebuah pelajaran tentang pentingnya memiliki momen keintiman dalam sebuah relasi. Ajakan yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai perempuan dalam perikop ini telah menampilkan sebuah kerinduan untuk memiliki waktu khusus bagi pasangan. Hal ini sangat berguna bagi setiap individu yang terikat dalam sebuah komitmen hubungan untuk saling menikmati kehadiran, memberikan perhatian serius satu sama lainnya dan saling mendengarkan kondisi pikiran maupun perasaan. Kegiatan-kegiatan itu akan sangat berguna bagi para individu untuk semakin terikat dan saling menghargai serta memahami.
Sahabat Alkitab, perenungan firman TUHAN dari Kidung Agung ini telah menjadi ajakan bagi kita untuk kembali memberikan perhatian serius terhadap kondisi hubungan yang kita miliki, entah itu dengan pasangan, dengan orang tua, dengan anak, dengan saudara, dengan sahabat, dan dengan TUHAN. Terkadang, entah sadar maupun tidak, kita membiarkan hubungan yang kita miliki berubah menjadi formalitas. Alhasil, seringnya perjumpaan yang kita rasakan dengan orang terkasih tidak dapat memberikan kesan yang begitu mendalam bagi hati dan pikiran kita. Parahnya lagi, kita akan semakin kesulian untuk menerima keberadaan mereka dalam segala kondisi dan situasi yang dialami. Momen khusus begitu penting untuk dimiliki agar kita mampu mempertahankan cinta yang tulus dan kokoh, yang mampu mempertahankan ikatan relasi di segala situasi dan kondisi.