Imamat 3:1-11
Korban keselamatan biasa dilakukan oleh seorang umat Israel kuno sebagai ungkapan syukurnya kepada TUHAN atas kondisi hidupnya yang aman atau terpenuhinya kebutuhan hidup di tengah masalah hidupnya yang spesifik. Selain itu, kurban keselamatan juga dapat dilakukan sebagai bagian dari ikatan janji yang sudah pernah ia ucapkan pada saat memohonkan sesuatu kepada TUHAN atau sebagai bentuk pengakuan atas kemurahatian TUHAN dalam memelihara kehidupannya di masa mendatang.
Orang Israel selalu diajak untuk memiliki kepekaan atas kondisi hidupnya di hadapan TUHAN. Praktik kurban keselamatan merupakan bentuk kesadaran dan pengakuan diri setiap orang Israel bahwa kehidupannya berada dalam pemeliharaan TUHAN. Setiap situasi ‘aman’ yang mereka alami tidak boleh dinikmati secara egois dan angkuh di hadapan TUHAN, melainkan perlu dijalani dalam ungkapan syukur atas karya TUHAN yang terjadi di sepanjang kehidupan mereka.
Sebagai umat yang hidup di masa sekarang, kita pun perlu menjaga kepekaan iman dalam mengakui serta mengucap syukur kepada TUHAN di tengah beragam situasi kehidupan yang kita alami. Tidak sedikit orang yang begitu mengharapkan pertolongan dari TUHAN pada saat menghadapi situasi yang sangat sulit untuk dihadapi. Namun, perilakunya dapat menjadi berbanding terbalik ketika situasi hidup itu berubah menjadi penuh aman dan tenteram. Individu yang tadinya begitu merendahkan hati mengharapkan pertolongan TUHAN, justru berubah menjadi penuh angkuh di tengah hidupnya yang ia pikir aman. Oleh sebab itu, setiap umat TUHAN sangat perlu menjaga diri dalam setiap situasi hidup yang sedang terjadi.
Kita tidak boleh membiarkan iman menjadi bergantung pada situasi hidup yang sedang berlangsung. Justru, kita perlu terus menjaga konsistensi kesadaran diri dalam mengucap syukur sebagai bentuk pengakuan diri atas segala karya pemeliharaan TUHAN.
