Pada saat menghadapi kesukacitaan, kita cenderung mudah menjalin relasi yang penuh dengan puji-pujian kepada-Nya. Namun, pada saat menghadapi pergumulan yang berat dan berlarut kita dapat semakin mudah untuk meninggalkan-Nya. Kebergantungan kepada Tuhan mudah untuk dilakukan pada masa-masa awal mengalami pergumulan, namun berubah menjadi sikap tak acuh ketika kita menganggap pergumulan itu terjadi dalam waktu yang terlalu lama. Alhasil, kita justru memilih untuk menjadi baal rasa dalam berelasi dengan Tuhan. Padahal, teks firman Tuhan pada hari ini telah menunjukkan bahwa penguatan yang Tuhan berikan kepada umat Israel, yang sedang dalam pembuangan, justru diawali dengan sapaan dan perkataan yang membimbing, bukan dengan pemusnahan masalah yang mereka alami saat itu.
Berita pembebasan yang Tuhan sampaikan kepada bangsa Israel yang sedang mengalami pembuangan terjadi dengan membangun kembali relasi di antara keduanya. Lebih tepatnya, Tuhan memberikan pemulihan-Nya dengan membangun ulang relasi antara Ia dengan bangsa Israel yang telah mereka rusak. Pemulihan itu tidak akan mampu mereka rasakan, jika mereka tidak memiliki ikatan relasi yang intim dengan Tuhan. itulah mengapa, di dalam berita pembebasan melalui mulut nabi Zakharia, Tuhan tidak sekadar menyampaikan bahwa masa kelam itu akan segera berakhir melainkan Tuhan sendiri yang akan memanggil dan mengumpulkan mereka dalam sebuah ikatan relasi penuh kasih. Ikatan inilah yang membawa mereka untuk terus mengingat Tuhan, meski di tengah pergumulan sekalipun.
Sahabat Alkitab, permenungan firman Tuhan pada hari ini telah memperhadapkan kita kepada sebuah aspek yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap umat Tuhan, yaitu ikatan relasi yang erat antara umat dengan Tuhan. Ikatan relasi antara umat dengan Tuhan dapat menjadi media untuk hadirnya karya-karya kasih Tuhan dalam hidup setiap umat-Nya. Tanpa adanya ikatan relasi yang kuat, umat akan kesulitan untuk mendengar panggilan Tuhan, menyadari perintah-Nya dan melihat setiap aksi kasih Tuhan dengan penuh kagum. Itulah mengapa, sebagai umat Tuhan, kita perlu membangun dan menjaga ikatan relasi yang intim dengan Tuhan. Persoalannya adalah tidak jarang kualitas relasi dengan Tuhan justru dipengaruhi secara signifikan oleh situasi hidup yang sedang kita jalani.