Kedamaian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya sebuah proses pertumbuhan yang sehat. Kedamaian dalam diri seseorang maupun di tengah relasi komunal selalu menghadirkan kesempatan besar untuk terciptanya tumbuh-kembang karakter, mental, pemikiran, visi maupun iklim berelasi yang baik untuk setiap individu yang mengalaminya. Setiap manusia pun selalu ingin hidup dalam damai dan ingin mendapatkan kedamaian bagi dirinya. Namun, tidak semua orang bersedia untuk menjadi agen perdamaian di tengah dunia. Hal ini pun terjadi akibat keegoisan maupun narsisme manusia untuk menikmati kedamaian. Padahal, kedamaian semestinya menjadi situasi yang patut dirayakan dalam ketulusan dan kesetaraan di tengah komunitas.
Pada syair ini, pemazmur bahkan telah menjadikan kedamaian tidak sekadar situasi yang diharapkan, melainkan menjadi hal yang perlu diwujudkan dalam hidup berkomunitas. Ia memaknai kedamaian sebagai salah satu wujud iman dari umat Tuhan. Artinya, setiap umat Tuhan perlu membentuk hidup berkomunitas yang sehat untuk terciptanya pertumbuhan iman, karakter dan pemikiran bagi setiap orang di dalamnya. Inilah bagian dari berkat Tuhan yang perlu dinikmati dalam kesetaraan dan ungkapan syukur bersama-sama. Dengan kata lain, kedamaian tidak sepatutnya dijadikan sebagai barang milik eksklusif, melainkan sebagai aset komunal.
Melalui permenungan terhadap mazmur 133, kita pun diundang untuk memaknai kedamaian dalam sikap iman yang egaliter dan inklusif. Kita diajak untuk tidak sekadar memohon damai dari Tuhan, melainkan juga menjadi pelaku damai di tengah dunia. Marilah kita menjadi pelaku aktif untuk menciptakan kedamaian di berbagai komunitas di mana pun kita berada, mulai di tengah keluarga, gereja, lingkungan kerja maupun sekolah, hingga masyarakat luas yang penuh dengan kemajemukan. Oleh sebab itu, kedamaian pun menjadi salah satu wujud berkat Tuhan yang sepatutnya dinikmati dalam kebersamaan dan dirayakan dalam ungkapan syukur yang penuh ketulusan, bukannya dalam keegoisan maupun narsisme di hadapan Tuhan. Secara khusus, kita perlu menyadari bahwa kedamaian menjadi sesuatu yang sangat mendesak di tengah konteks dunia yang rentan dipenuhi konflik dan kekacauan. Jadi, apakah anda siap untuk mejadi agen-agen perdamaian di tengah kehidupan.