Mazmur 134 merupakan penutup dari rangkaian 15 syair mazmur Ibrani yang biasa dinyanyikan oleh para peziarah ke kota Yerusalem untuk merayakan hari-hari raya keagamaan seperti Paskah, Shavou dan Sukkot atau Hari Raya Pondok Daun. Mazmur 134 ini pun terdiri dari dua bagian stanza, yaitu: ajakan untuk memuji Tuhan, seperti yang muncul pada ayat 1&2; serta, berkat dari Tuhan, seperti yang muncul pada ayat 3. Di dalam syair ini, para peziarah tidak sekadar diajak untuk memuji Tuhan dan mengarahkan hati untuk menerima berkat Tuhan, namun mereka juga diingatkan untuk menghidupi berkat tersebut di tengah dunia, di mana mereka berada. Itulah mengapa, pada ayat 3 terdapat penggunaan status Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi yang mencurahkan berkat itu bagi mereka.
Para ahli pun menyandingkan konsep berkat dalam mazmur 134 ini dengan konsep berkat dalam Bilangan 6:22-26. Pada Bilangan 6, berkat yang Tuhan berikan menjadi modal bagi para umat Israel untuk memasuki kota Yerusalem. Sedangkn pada Mazmur 134, berkat yang Tuhan berikan menjadi modal bagi mereka untuk meninggalkan kota Yerusalem setelah melakukan ziarah. Hal ini dimaknai sebagai sebuah pengingat bagi seluruh umat Tuhan bahwa mereka tetap penuh dengan berkat Tuhan, meskipun akan meninggalkan kota Yerusalem, sebuah kota yang memiliki nilai sangat penting terkait tradisi kehidupan beriman bangsa Israel. Namun, tidak berhenti sampai di sini, mereka juga diajak untuk menghidupi berkat Tuhan tersebut di tengah dunia, di tengah konteks kehidupan mereka. Tuhan, Sang Pencipta langit dan bumi telah memenuhi umat Tuhan dengan berkat-Nya sehingga sudah selayaknyalah mereka juga menghidupi berkat tersebut di mana pun berada.
Sahabat Alkitab, pada hari ini kita telah disapa oleh firman Tuhan yang kembali mengingatkan kita terhadap kebaikan Tuhan yang selalu melimpahkan berkat-Nya bagi seluruh umat Tuhan. Namun, kita juga diingatkan agar tidak menjadi egosentris dalam menerima berkat tersebut. Kita justru diutus untuk menjadi pelaku aktif dalam membagikan berkat Tuhan di tengah dunia, di tengah konteks kehidupan kita. Marilah kita menikmati berkat Tuhan yang selalu tercurah secara melimpah dalam kesediaan untuk menghadirkannya bagi dunia. Bagikanlah berkat Tuhan yang melimpah itu.