Pada banyak lingkungan aktivitas manusia, rasa hormat merupakan salah satu unsur pembentuk relasi yang mewujud dalam beragam pola komunikasi. Pada dasarnya setiap orang memang harus saling menghargai demi menghasilkan iklim relasi yang nyaman sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa direndahkan atas satu dan lain hal. Namun, sikap saling menghormati bukanlah sesuatu yang mudah untuk diwujudkan. Apalagi, ketika banyak orang justru berusaha untuk dihormati terlebih dahulu. Parahnya lagi adalah tidak sedikit orang yang justru menjadi gila hormat dari sesamanya. Alhasil, ia sampai tega hati menggunakan beragam cara untuk mendapatkan hormat dan merasa dihormati oleh orang lain di sekitarnya.
Padahal Paulus telah menegaskan kepada jemaat di Filipi bahwa mereka perlu membangun relasi yang saling menghormati. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan menciptakan kerendahan hati terlebih dahulu agar dapat menghormati orang lain. Pesan ini pun bukan sebatas pengajaran terkait nilai-nilai relasi dalam kemanusiaan, melainkan juga memiliki keterkaitan yang sangat esensial dalam hidup beriman sebagai umat TUHAN. Paulus memberikan nasihat ini dengan berefleksi pada tindakan Yesus Kristus itu sendiri yang telah rela mengambil rupa seorang hamba demi menjadi seorang manusia untuk melakukan karya penyelamatan bagi dunia. Itulah bentuk kerendahan hati yang tidak semestinya dibiarkan begitu saja oleh umat TUHAN tanpa ada tindaklanjut yang nyata dalam kehidupan keseharian mereka.
Sahabat Alkitab, permenungan ini telah mengingatkan kita bahwa kerendahan hati adalah unsur penting yang perlu dimiliki oleh seorang manusia agar mampu menghasilkan sikap saling menghargai, bukan justru saling merendahkan. Sebagai umat TUHAN kita pun telah mendapatkan penegasan bahwa membangun kerendahan hati merupakan bagian nyata dari pelatihan iman kepada Yesus Kristus. Mengapa demikian? Karena kita sedang meneladani Kristus pada saat kita melakukan hal tersebut. Jadi, siapkah anda mewujudkannya?