Segala sesuatu yang dikerjakan secara bersungut-sungut, seberapa pun ringan dan mudahnya hal tersebut, pasti akan terasa jauh lebih berat dan sulit dari yang sesungguhnya. Begitu pula dengan segala sesuatu yang dikerjakan dengan penuh syukur dan sukacita, seberapa pun berat dan sulitnya hal tersebut, akan terasa jauh lebih ringan dan mudah untuk dijalani. Memang, mengerjakan atau menjalani sebuah proses dengan penuh sukacita dan harapan tidak serta-merta menghilangkan atau menyelesaikan kesulitan yang ada di dalamnya. Namun, hal itu akan memengaruhi cara pandang, mentalitas dan daya juang dari manusia yang menjalani proses tersebut. Itulah mengapa, Paulus mengajarkan jemaat di Filipi agar tidak bersungut-sungut maupun saling berbantahan di dalam komunitas pada saat mereka menghadapi kenyataan hidup yang tidak menyenangkan.
Paulus menyadari bahwa menjalani hidup dengan memperjuangkan iman kepada Kristus bukanlah tanpa masalah. Seperti yang sudah muncul pada perkataan-perkataan sebelumnya, Paulus telah mengingatkan jemaat bahwa mereka memang perlu bertahan dalam menjalani hidup sebagai seorang pengikut Kristus. Hal tersebut merupakan keniscayaan dalam kehidupan beriman. Namun, kita memiliki pilihan, yaitu tetap memperjuangkan iman atau membiarkannya terbengkalai begitu saja. Pada tulisannya kali ini, Paulus pun menganjurkan jemaat agar tidak bersungut-sungut maupun saling berbantah dalam menjalani hidup beriman sehingga mereka dapat menghadapi kenyataan pahit dengan penuh harap serta sikap saling mendukung.
Sahabat Alkitab, marilah kita maknai permenungan firman TUHAN pada hari ini sebagai seruan untuk menahan diri agar tidak bersungut-sungut dalam menjalani hidup. Ingatlah, bahwa dampak yang muncul dari sikap bersungut-sungut dalam menghadapi kenyataan hidup tidak hanya akan berpengaruh terhadap daya juang kita melainkan juga terhadap pertumbuhan iman kepada Kristus.