Apa yang digambarkan dalam bacaan kita kali ini sungguh mengejutkan. Tuhan Yesus menegur Petrus dengan sangat keras, atas pemahamannya yang keliru tentang sosok Mesias.Padahal pada kisah sebelumnya, Petruslah yang dengan tegas menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias.
Rupanya pemahaman Petrus akan mesias sungguh berbeda atas rencana Allah yang terangkai dalam Anak-Nya yang tunggal, meskipun keberatannya itu sungguh amat manusiawi dan dapat dipahami. Keselamatan yang dikerjakan Yesus beranjak dari penderitaan yang dipilih-Nya untuk menunjukkan kasih atas semesta. Oleh karena itu penderitaan bahkan kematian harus ditempuh-Nya agar dunia yang dicintai Allah ini tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Dalam penderitaan itulah Ia juga mengajarkan murid-murid-Nya berani menerima penderitaan untuk menjalani kehidupan yang benar di mata Tuhan. Mengikut Tuhan sama artinya dengan memanggul salib dan menyangkal diri.
Sahabat Alkitab, marilah senantiasa membuka diri terhadap pernyataan firman-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita sering menjadi seperti Petrus yang “gagal paham” melihat rencana Tuhan yang terangkai dalam kehidupan kita. Saat kita berpikir bahwa “A” yang baik, mungkin Tuhan mengerjakan “B” dalam hidup kita. Namun, satu hal yang dapat kita yakini bahwa Tuhan tidak pernah sekalipun meninggalkan kita dan senantiasa menghadirkan yang baik dalam hidup kita. Hal berikutnya adalah kita diajar untuk berani menghadapi penderitaan yang mungkin datang karena pilihan kita untuk melakukan jalan dan cara hidup yang diteladankan-Nya. Jangan gentar bila kita dikucilkan karena berbuat jujur, selama kita terus meyakini bahwa kejujuran yang sungguh-sungguh dikehendaki-Nya. Kita memang berasal dari dunia ini, tetapi ingat bahwa di saat yang sama kita juga berbeda dari dunia.