Perilaku impulsif merupakan sebuah kondisi ketika seseorang tidak memiliki pengendalian diri untuk melakukan sesuatu tanpa dilandasi dengan pertimbangan yang jelas. Biasanya perilaku impulsif muncul pada diri seseorang yang membeli atau mengkonsumsi sesuatu tanpa mampu dikendalikan secara tepat. Tingkat perilaku impulsive ini pun dapat berkembang hingga membutuhkan penanganan secara serius demi menghindari konsekuensi-konsekuensi yang berbahaya pada diri yang bersangkutan.
Kondisi ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya untuk bertindak juga menjadi sesuatu yang mendapatkan perhatian dari penyair Amsal. Pada Amsal 12:14-18 terdapat contoh-contoh konsekuensi dari perilaku yang muncul dari dua karakter yang berbeda, yakni baik dan fasik. Konsekuensi ini tidak dapat tertukar dan tidak dapat dimanipulasi. Dia berkata, “Setiap orang dikenyangkan dengan kebaikan karena buah perkataan, dan orang mendapat balasan dari yang dikerjakan tangannya.” Itulah mengapa, setiap orang perlu memiliki kemampuan dalam pengendalian diri agar tidak bertindak secara sembarangan.
Pengendalian diri untuk bertindak sesuai dengan firman TUHAN merupakan keahlian yang wajib dimiliki oleh setiap umat TUHAN. Kita pun perlu melatih dan mengolah kemampuan ini dengan mulai membekali diri dengan segala macam pengenalan yang intens terhadap firman TUHAN dan berbagai aksi nyata yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita perlu menyadari bahwa hidup sebagai umat TUHAN berarti bersedia menghidupi komitmen untuk bersikap sebagaimana mestinya sebagai umat-Nya. Artinya, kita perlu bersedia dengan penuh kesadaran dan mengupayakan beragam aksi nyata yang selaras dengan firman TUHAN.