Setiap manusia tentu memiliki pengalaman hidup dengan keunikannya masing-masing. Namun, di tengah keberagaman pengalaman hidup manusia itulah yang menciptakan ruang yang begitu besar untuk saling menghakimi. Hal ini pun berlaku dalam hidup beriman! Tidak sedikit orang beragama yang secara cepat membangun penilaian dan memberikan penghakiman kepada orang lain yang dianggap tidak lebih baik dari dirinya di hadapan TUHAN. Beberapa kelompok masyarakat yang mendapatkan label ‘buruk’, ‘buruk’, atau ‘berdosa’ pun menjadi target penghakiman secara iman. Beberapa penghakiman biasanya berkonotasi seolah-olah hidup kelompok ini tidak akan lebih berpengharapan dibanding mereka yang tidak tergolong ke dalam kategori tersebut. Apakah benar demikian?
Pesan kenabian dari Yeremia hari ini sedang memberikan bukti bahwa TUHAN akan selalu memberdayakan hidup setiap orang yang bersedia mengalami proses pembentukan di dalam Dia. Janji tentang optimalisasi tanah Israel merupakan bentuk inisiatif TUHAN yang memberikan pengharapan bagi umat yang sedang berada di tanah pembuangan. TUHAN tidak akan membiarkan hidup umat-Nya menjadi sia-sia. Mereka memang telah berdosa di hadapan TUHAN, namun itu bukanlah akhir dari segalanya. Apabila mereka bersedia bertobat dan kembali setia kepada TUHAN, maka TUHAN memberikan janji tentang pemberdayaan yang jauh lebih besar dari kesalahan mereka sebelumnya. Artinya, keberdosaan tidak akan mengalahkan kuasa kasih TUHAN yang mengampuni dan memberdayakan.
Sahabat Alkitab, setiap manusia tentu pernah melakukan kesalahan. Perbedaannya berada pada respons yang diberikan oleh masing-masing individu. Ada orang yang segera menyesali kesalahannya, ada yang membutuhkan waktu agak lama, dan ada lagi yang memang merasa tidak perlu mengalami perubahan. Intinya adalah setiap kita selalu memiliki peluang dan pilihan untuk merespons kesalahan serta kekelaman hidup yang kita bangun masing-masing. Sebagai umat TUHAN, kita pun patut bersyukur bahwa TUHAN selalu memberikan peluang untuk mengalami perubahan tersebut. Oleh sebab itu, kita diharapkan bersedia untuk mengalami transformasi hidup di dalam TUHAN ke arah yang lebih baik. Ingatlah, bahwa TUHAN tidak akan pernah membiarkan hidup setiap orang yang berserah, yang bersedia bertobat dan mau diubahkan menjadi sia-sia hanya karena kesalahannya di masa lampau. Keberdosaan bukanlah penghalang kuasa TUHAN yang mengubahkan dan memberdayakan. Kita hanya perlu membuka hati dan membangun kesediaan untuk dibentuk oleh TUHAN. Apakah anda siap melakukannya?