Firman Tuhan seharusnya mempengaruhi tindakan dan perubahan yang nyata dalam kehidupan seseorang. Namun seringkali kita melihat bahwa pesan-pesan yang menyentuh hati tersebut hanya sekedar menyenangkan pendengaran tanpa mengubah laku hidup kita. Orang merasa terinspirasi dan terhibur oleh Firman Tuhan yang disampaikan tanpa benar-benar mengubah hidup dan perilakunya sehari-hari.
Situasi inilah yang juga terjadi kepada umat pada masa Yehezkiel berkarya. Mereka bersemangat menghadiri pertemuan-pertemuan, mendengarkan Firman Tuhan yang memuat teguran sekaligus pesan-pesan pengharapan yang disampaikan oleh Yehezkiel. Bahkan mereka juga senang menceritakan kembali Firman Tuhan kepada keluarga dan orang-orang terdekatnya ketika di rumah maupun tembok-tembok kota. Sungguh sesuatu yang nampak indah dipandang mata. Namun sayangnya mereka hanya membicarakan pesan-pesan baik itu tanpa berupaya menginternalisasi dan mengaplikasikan pesan tersebut dalam kehidupan mereka. Pesan-pesan tersebut hanya seperti syair yang indah didengar dan memberikan hiburan sesaat. Mungkin mereka merasa bahwa berkumpul dan mendengarkan Firman Tuhan sudah cukup memenuhi kewajiban religius, atau bisa pula mereka tidak berubah karena mereka tidak sepenuhnya memahami atau menyadari cara menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menanggapi respon umat yang demikian, Yehezkiel mengingatkan bahwa kelak saat nubuatan atau Firman Allah ini terwujud, barulah mereka akan menyadari kekeliruan yang selama ini telah terjadi.
Sahabat Alkitab, mungkin kita pernah mengalami situasi serupa. Kita merasa begitu termotivasi ketika membaca atau mendengarkan Firman Tuhan yang dibawakan oleh pengkhotbah, tetapi kita memilih ‘menunda’ melakukannya. Demikian pula dalam kegiatan pemahaman Alkitab yang kita hadiri, seringkali hanya menjadi rutinitas belaka. Mungkin kita merasa belum siap atau karena ketidakmampuan melampaui keterbatasan diri yang membuat kita tidak berani untuk mencoba melaksanakan Firman Tuhan. Mengikuti firman Tuhan seringkali memerlukan perubahan mendalam dalam perilaku dan tutur kata. Maka ada kalanya dibutuhkan keberanian untuk meninggalkan kebiasaan atau prinsip tertentu yang telah lama dipegang teguh, jika tidak sesuai dengan Firman-Nya. Oleh karenanya marilah kita memohon kepada Tuhan, agar kita diberikan hikmat untuk memahami maksud dari setiap pesan dan tegurannya, serta keteguhan hati untuk berani melakukan perubahan.