Saat seseorang belajar mengendarai sepeda, ada kalanya ia terjatuh dan terluka. Namun luka tersebut tak mengurangi semangatnya untuk terus mencoba, sebaliknya ia akan lebih berhati-hati dan kemampuan berkendaranya meningkat. Terlebih lagi bila proses jatuh dan bangun itu dilalui bersama orang terkasih yang ia percayai dan dengan setia menemani segala proses yang dialami. Inilah yang juga yang dinyatakan Allah kepada umat.
Setelah sebelumnya Yehezkiel diajak untuk melihat proses pemulihan yang akan dilalui Yehuda dalam sebuah penglihatan, kini di ayat 7-10 janji Allah akan pemulihan tulang-tulang tersebut perlahan-lahan mulai direalisasikan. Tulang-tulang menyatu, disusul dengan urat, daging dan kulit membentuk tubuh manusia. Lalu Tuhan berfirman kepada Yehezkiel agar nafas hidup berhembus, dan mereka menjadi hidup kembali.
Sahabat Alkitab, bila kita refleksikan lebih mendalam, bukankah kadang kala bangkitnya kita dari pergumulan serta tantangan yang kita hadapi juga seperti tahap demi tahap pemulihan tulang-tulang menjadi seorang pribadi dalam nubuatan nabi Yehezkiel tersebut. Pada awalnya mungkin kita berjalan tertatih-tatih dan mulai menata kembali kehidupan yang mungkin sempat goyah karena berbagai pergumulan yang terjadi. Dalam setiap proses tersebut Allah senantiasa menyertai kita. Jika kita setia dan berserah pada proses pemulihan-Nya, bukan tidak mungkin bahwa kehidupan kita setelah pergumulan tersebut akan menjadi jauh lebih berdaya. Sebagaimana yang juga terlihat dalam nubuatan Allah kepada Yehezkiel di ayat 10, yaitu tentang mereka yang dibangkitkan dan dipulihkan untuk menjadi ‘bala tentara yang sangat besar’. Pejuang-pejuang yang mewartakan kebaikan-Nya.