Peradaban manusia telah berkembang begitu pesat dalam kurun waktu ribuan tahun ini. Dalam sejarah peradaban tersebut seringkali catatan yang mencuat adalah peperangan yang selalu terjadi pada setiap zaman. Di zaman modern ini perang juga masih berkecamuk di berbagai daerah. Sebagai orang beriman sikap serta pemahaman apakah yang patut kita bangun menyikapi realitas tersebut? Dalam Perjanjian Lama Allah seringkali digambarkan sebagai Tuhan yang menyertai umat pilihan-Nya melewati berbagai perang yang berkecamuk. Namun hal tersebut bukan berarti Allah semata-mata mengizinkan kekerasan terjadi, melainkan ada maksud yang lebih dalam dari tindakan-Nya tersebut. Sebagaimana yang akan kita lihat pada perikop hari ini.
Yehezkiel 39 memuat kisah mengenai Allah yang kembali menyampaikan nubuatnya kepada Yehezkiel tentang perlawanan-Nya kepada Gog. Bangsa itu beserta bala tentaranya akan menerima kekalahan di tanah Israel, bahkan bagi penduduknya yang tidak ikut perang turut merasakan dampaknya. Melalui kekalahan Gog, nama Tuhan akan dikenal dan dihormati bangsa-bangsa. Perlu dicatat bahwa pada masa itu kekalahan suatu bangsa dikaitkan dengan tuhan atau dewa sesembahannya. Jadi ketika Israel kalah dan dipermalukan, maka disaat yang sama Tuhan yang disembah oleh orang Israel juga mendapatkan malu. Oleh karena itulah Allah mengambil inisiatif untuk menguduskan nama-Nya, yang telah dicemarkan oleh umat-Nya dengan melakukan perlawanan kepada Gog.
Setelah Allah mengalahkan Gog, penduduk Israel akan menjadikan senjata para musuh sebagai kayu bakar alih-alih menjadikannya perlengkapan perang. Tindakan ini dilakukan sebagai komitmen mereka atas perjanjian damai, cita-cita perdamaian tanpa senjata dan tanpa perang. Selama tujuh tahun mereka tidak menebang atau memotong kayu dari hutan karena kebutuhan akan kayu bakar tercukupi hingga tujuh tahun lamanya.
Sahabat Alkitab, marilah melihat realitas peperangan dengan bijak. Kekerasan adalah kuasa yang harus dipandang dengan bijaksana. Penggunaan kekerasan berlebihan akan membawa dampak yang destruktif. Namun ada kalanya kuasa-kuasa yang ingin mencengkeram dunia dengan kejahatannya harus dihadapi dengan penuh ketegasan. Tujuannya adalah untuk mencapai perdamaian. Demikian pula yang kita pelajari pada hari ini. Allah berdiri di depan Israel untuk menahan laju kekerasan yang akan dilakukan oleh Gog. Setelah laju itu berhenti, maka perdamaian harus kembali ditegakkan. Kiranya kita juga dapat berjuang untuk mewujudnyatakan perdamaian dalam kehidupan kita sehari-hari.