Pesan dalam permulaan perikop kita pada saat ini sungguh menarik yakni, “...Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!” Mungkin nasehat tersebut paralel dengan istilah “batu sandungan”, yang keduanya sama-sama merefleksikan keberadaan seseorang yang menjadi rintangan atau halangan bagi orang lainnya. Pertanyaannya apakah dalam kehidupan bersama yang kita jalani, hal tersebut mungkin terjadi? Tentu saja sangat mungkin. Dewasa ini banyak orang yang begitu menjunjung tinggi egonya sehingga memandang rendah orang lain. Orang-orang yang mau menang sendiri dan egois termasuk golongan yang membuat orang lain jatuh atau tersandung.
Jemaat di Roma rupanya juga tengah mengalami konflik akibat perbedaan pendapat diantara mereka. Pada satu sisi ada kelompok yang masih mematuhi peraturan serta adat istiadat Yahudi tentang makanan yang boleh atau tidak boleh dimakan. Sementara di sisi lain ada kelompok yang tidak mengikuti tradisi Yahudi, tidak memiliki batasan atas apa yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan. Akibat dari perbedaan itu terjadilah konflik yang meruncing. Masing-masing kelompok merasa pendapat dan praktek spiritualnya lah yang paling benar. Mereka saling menghina, menghakimi, dan merendahkan. Maka atas dasar itulah Paulus menasihatkan jemaat agar tidak membuat saudaranya tersandung. Jangan hanya karena memperdebatkan hal yang tidak prinsip, yakni soal makan dan tidak makan, mereka melupakan jati diri sebagai seorang Kristen serta tugas perutusannya untuk mewartakan Kerajaan Allah.
Paulus menegaskan bahwa lawan dari kekerasan hati adalah kasih yang harus diwujudnyatakan kepada sesama. Daripada saling menyakiti dan menganggap diri paling benar, hendaknya setiap orang dapat mengutamakan kasih serta hidup rukun satu sama lain. Kalau sesama orang Kristen saja saling bertengkar, bagaimanakah orang dapat melihat Kristus dalam hidup kita?
Sahabat Alkitab, dewasa ini kita sering melihat umat Tuhan yang terdistraksi oleh berbagai kepentingan dan konflik, yang tidak kunjung mereda. Marilah dalam persekutuan kita masing-masing dapat berjuang untuk mewujudkan kasih satu dengan yang lain. Ingat selalu pesan Paulus untuk tidak membuat orang lain jatuh atau tersandung. Hiduplah dalam kasih mesra sebagaimana yang Ia teladankan kepada kita.