Perikop hari ini merupakan lanjutan proses pembangunan tembok Yerusalem. Nama pertama yang disebutkan dalam perikop ini adalah Malkia, putra Harim. Menarik untuk dicatat bahwa Malkia sebelumnya disebutkan dalam Ezra 10:31 sebagai salah satu pria yang telah berbuat dosa dengan mengambil istri dari bangsa asing. Namun, kegagalannya bukanlah jalan buntu. Malkia bertobat dan kembali melayani Tuhan.
Hal menarik lainnya dalam kisah pembangunan tembok ini adalah peran serta berbagai kelompok, baik pria, wanita, maupun anak-anak. Misalnya, Salum, yang disebutkan dalam ayat 12, memperbaiki bagian tembok bersama dengan putri-putrinya. Ini menunjukkan bahwa setiap orang, tanpa memandang jenis kelamin atau usia, dipanggil untuk berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan. Bukankah ini sebuah kerjasama yang luar biasa? Banyak individu dan kelompok yang terlibat, masing-masing memperbaiki bagian tembok yang berbeda. Meskipun setiap orang bekerja pada bagian yang terpisah, mereka semua memiliki tujuan yang sama: memperbaiki kota Allah dan melindunginya dari ancaman musuh.
Sahabat Alkitab, tengoklah persekutuan atau komunitas kita masing-masing. Mungkin saja banyak pihak yang terpinggirkan dalam gerak langkah persekutuan kita. Mereka diragukan komitmennya atau kapasitasnya untuk turut bersama-sama melayani Tuhan. Pada kisah hari ini kita melihat bahwa setiap orang diberikan kepercayaan dan tanggung jawab untuk membangun tembok-tembok kota. Malkia menjadi bukti akan kesediaan Tuhan untuk memberikan kesempatan kedua kepada mereka yang dengan sungguh-sungguh ingin berubah ke arah yang lebih baik. Setiap orang, dengan kemampuan dan karunia yang diberikan Allah, dapat memberikan sumbangsihnya untuk mewujudkan mimpi serta harapan yang dirangkai oleh masing-masing persekutuan.