Seperti membuat sebuah mosaik yang indah, setiap potongan kecil berperan penting dalam melengkapi gambaran keseluruhan. Meski tampak sederhana, tanpa kontribusi setiap bagian, mosaik itu akan kehilangan keutuhannya. Begitu pula dalam kehidupan iman, pelayanan kepada Tuhan memerlukan kerja sama, dedikasi, dan semangat dari setiap orang, apa pun latar belakang dan peran mereka. Bacaan kita hari ini, Nehemia 3:21-32, menunjukkan semangat kolektif dalam membangun kembali tembok Yerusalem. Setiap individu dan kelompok mengambil tanggung jawab untuk memperbaiki bagian yang ditugaskan kepada mereka, baik di depan rumah mereka sendiri maupun di tempat-tempat yang lebih jauh dari wilayah mereka.
Meremoth, putra Uriah, bersama para imam, orang-orang dari Lembah Yordan, memperbaiki bagian tembok di dekat rumah Imam Elyasib. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan para imam, yang memiliki tugas keagamaan, tidak segan untuk turun tangan dalam pekerjaan fisik. Mereka memahami bahwa pelayanan kepada Tuhan tidak hanya terbatas pada altar atau ritual, tetapi juga mencakup upaya bersama dalam membangun umat Allah secara utuh. Binui, putra Henadad, dan Pedaya, putra Paros, juga menunjukkan teladan yang luar biasa. Mereka tidak hanya memperbaiki tembok di sekitar rumah mereka, tetapi juga bagian yang jauh dari tempat tinggalnya. Mereka melakukan pengabdian tanpa pamrih dan kesadaran bahwa pekerjaan Tuhan adalah milik bersama. Setiap nama dan kelompok yang disebutkan menjadi bukti bahwa setiap orang memainkan perannya dengan setia. Tidak ada yang dianggap lebih tinggi atau lebih rendah. Tidak ada tempat bagi egoisme atau kepentingan pribadi. Semua orang, baik imam, pedagang, maupun masyarakat biasa, dipanggil untuk mengambil bagian sesuai kemampuan mereka.
Sahabat Alkitab, pembangunan kembali tembok Yerusalem melampaui sekadar tugas fisik. Pembangunan ini adalah simbol dari pembangunan rohani umat Tuhan. Selain itu kita juga ditunjukkan bahwa pekerjaan ini tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, artinya, setiap anggota komunitas memiliki peran untuk dilakukan. Tidak ada peran yang terlalu kecil atau terlalu besar dalam pelayanan kepada Tuhan. Biarlah setiap langkah kita, setiap usaha kita, menjadi bagian dari mosaik yang indah untuk kemuliaan-Nya.