Cara kerja Tuhan dalam hidup kita merupakan sebuah misteri. Seolah-olah Ia berkarya dalam keheningan serta keagungan malam yang tersembunyi. Meskipun demikian dalam sanubari yang terdalam, kita tahu bahwa Ia tidak pernah meninggalkan kita dan hanya kepada-Nya saja kita berharap. Bahkan dari derita yang paling gelap sekalipun, Allah selalu dapat menjadi tempat bagi kita untuk bernaung.
Selepas ungkapan keluh kesah serta kejujuran hati atas derita serta keputusasaannya di Mazmur 22:1-19, kini kita tiba pada seruan penuh harap dan minta tolong sang pemazmur kepada Allah. Meskipun pemazmur melihat bahwa dalam debu maut Tuhan meletakkan dia, dengan mendesak ia memohon supaya dibebaskan dari segala penderitaannya. Tuhan adalah satu-satunya kekuatannya. Semoga Dia tidak berdiri jauh, tetapi segera datang menolong. Permohonan tersebut lantas diakhiri dengan suatu janji untuk mewartakan kebaikan Tuhan kepada saudara-saudaranya seiman.
Lewat ayat 24-25 kita melihat gambaran akan Tuhan yang mendengar jeritan minta tolong si pemazmur. Sesuai dengan janjinya, pemazmur membuka nyanyian pujian dan syukurnya ini dengan mengundang saudara-saudara seimannya untuk datang memuji, memuliakan Tuhan dengan penuh hormat kepada-Nya. Selanjutnya ia pun mengungkapkan segala sembah puji dan syukur kepada Allah yang telah memberi pertolongan kepadanya. Karya keselamatan terus dirangkai dan dikerjakan-Nya. Penderitaan serta tantangan kehidupan mungkin akan datang dengan begitu mencekam. Namun karya penyelamatan Allah tidak pernah sedikitpun berhenti untuk terwujud.
Sahabat Alkitab, marilah kita menggantungkan harapan hanya kepada Allah saja. Mungkin saat ini kita belum melihat tanda-tanda dari pemulihan kehidupan kita. Namun tetaplah percaya dan melabuhkan iman kepada Tuhan saja. Hendaknya kita meyakini bahwa karya keselamatan Tuhan selalu teranyam dalam hidup kita dan akan datang melalui beragam cara yang tidak terduga.