Menjadi Autentik

Renungan Harian | 10 Sep 2025

Menjadi Autentik

Hidup di zaman yang riuh dengan opini, komentar, dan penilaian membuat kita mudah kehilangan arah. Nilai dari sesuatu ditentukan dari apa “kata orang”. Mulai dari melihat apa yang sedang viral, kriteria keberhasilan seseorang, bahkan siapa yang pantas dihormati. Di tengah arus deras itu, banyak orang terjebak dalam pencitraan dan kehilangan dirinya. Mazmur 62 hadir sebagai seruan dari seseorang yang mencoba bertahan dalam dunia yang penuh suara bising, yang tetap memilih diam dan menaruh harapan pada Allah.


Secara tekstual, Mazmur 62 menegaskan satu kata kunci yang diulang berkali-kali, אַךְ (’ak: hanya). Pemazmur menyatakan bahwa hanya pada Allah ada ketenangan, perlindungan, dan keselamatan. Di ayat 2-3, ia memberi kesaksian iman yang lahir dari pengalaman rapuh; sementara di ayat 6-7, ia beralih dari pernyataan tenang menjadi seruan iman yang mendalam. Perubahan bentuk kata kerja dari indikatif (iman dilihat sebagai keyakinan dasar yang lahir dari pengalaman) ke imperatif (iman menjadi perjuangan batin yang dinamis) memperlihatkan bahwa iman bukan sekadar konsep belaka, melainkan pergulatan batin yang terus diperbaharui ketika berhadapan dengan ancaman.


Mazmur ini lahir dari konteks di mana umat berhadapan dengan tekanan musuh dan situasi politik yang mengguncang. Ada kekecewaan terhadap manusia, baik penguasa maupun kelompok yang hanya pandai bersiasat, yang akhirnya digambarkan seperti ‘angin’. Dalam situasi demikian, manusia sering kehilangan autentisitas karena larut dalam norma sosial yang berlaku kala itu, hingga lupa bertanya siapa dirinya yang sejati. Maka, pemazmur mengajak umat untuk melampaui ‘kata orang’ dengan menemukan pusat hidupnya di dalam Allah. Dari sana lahir keberanian untuk hidup autentik, bukan sekadar mengikuti arus, melainkan berakar pada relasi dengan Sang Sumber Hidup.


Sahabat Alkitab, menjadi autentik berarti berani tetap tenang di tengah riuhnya opini publik yang tak jarang menyesatkan, berani meletakkan pengharapan pada Allah, bukan pada kekuatan atau harta, serta berani hidup jujur tanpa pencitraan dan tanpa sibuk mencari validasi dari orang lain. Autentisitas iman diukur bukan dari penilaian orang lain, tetapi dari keteguhan hati kita di hadapan Allah. Secara praktis, menjadi autentik bisa dimulai dengan langkah-langkah kecil: menyisihkan waktu setiap hari untuk refleksi pribadi dan doa, mengevaluasi motivasi di balik setiap tindakan, serta berani mengatakan ‘tidak’ pada tekanan sosial yang menuntut kepura-puraan. Dengan langkah sederhana ini, kita belajar berjalan teguh, jujur, dan bebas, menapaki hidup yang autentik di hadapan Allah.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia