Melampaui Pengetahuan, Menuju Pengertian

Renungan Harian | 17 Des 2025

Melampaui Pengetahuan, Menuju Pengertian

Di zaman ketika segala sesuatu dapat dicari lewat layar dalam hitungan detik, kita sering merasa seolah mengetahui banyak hal tentang hidup, bahkan tentang iman. Namun, semakin banyak informasi yang kita miliki, semakin kita menyadari bahwa pengetahuan saja tidak sanggup menjawab kegelisahan terdalam manusia. Kita bisa tahu bahwa Allah baik, tetapi tetap meragukan-Nya saat hidup terasa gelap. Kita bisa tahu firman Tuhan, tetapi tidak selalu mampu mengandalkannya ketika badai datang. Ada jurang antara “mengetahui” dan “mengerti”, dan di situlah Mazmur 119:65–77 berbicara begitu kuat.

 

Pemazmur mengungkapkan, “Engkau telah berbuat baik kepada hamba-Mu” (ay. 65). Itu bukan teori yang dihafal, melainkan kesimpulan yang lahir dari proses panjang bersama Allah. Bahkan ketika ia pernah menyimpang, ia mendapati bahwa pengalaman pahit itu justru membawanya kembali kepada hikmat Tuhan. Karena itu ia memohon, “Ajarilah aku pengetahuan dan pertimbangan yang benar” (ay. 66). Kata “ajarilah” di sini bukan sekadar memberi informasi, tetapi membentuk kepekaan dalam menafsirkan kehidupan. Firman Tuhan menjadi tempat ia merasa tenteram, yakni kondisi batin yang stabil karena hati bertumpu kepada Allah. Dengan demikian, pengalaman bersama Allah menembus batas pengetahuan menjadi pengertian batin yang menghidupkan. Dalam rangka menunjukkan sebuah kontras atas pernyataan sebelumnya, orang bebal digambarkan memiliki hati yang “tertutup lemak” (ay. 70). Hati yang mengeras tidak peka terhadap firman, tidak welas asih kepada sesama, dan menolak memahami maksud Allah. Mereka mungkin banyak tahu, tetapi hati mereka tidak tersentuh. Seperti seseorang yang kaya informasi tetapi miskin transformasi.

 

Pemazmur lalu menatap kepada Sang Pencipta, “Tangan-Mu telah menjadikan dan membentuk aku, berilah aku pengertian …” (ay. 73). Ia sadar bahwa hidupnya adalah pekerjaan tangan Allah, dan hanya Allah yang sanggup menerangkan makna hidup tersebut. Ketersesatan seorang insan terjadi saat ia merasa dapat menemukan makna di luar Allah. Sebagai seorang ciptaan, hanya dalam hati serta kehendak Sang Pencipta lah kita dapat menemukan makna keberadaan yang sejati. 


Sahabat Alkitab, marilah kita  memeriksa diri. Apakah kita sekadar tahu tentang Tuhan? Ataukah kita sungguh mau mengerti hati-Nya? Pengertian dan pemahaman akan Allah, lahir dari relasi, dari kepercayaan, dari ketaatan yang diuji penderitaan, dan dari perjumpaan setiap hari dengan firman-Nya. Pengertian itu membentuk karakter seorang beriman: kita menjadi lebih peka, lebih mengasihi, dan lebih teguh berdiri dalam iman. Pengetahuan tanpa pengertian hanya akan menjadi informasi kosong. Namun dengan pengertian dari Tuhan, kita akan menemukan ketenteraman sejati, bahkan di tengah hidup yang tidak selalu kita pahami.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia